:
Oleh MC Kabupaten Bone Bolango, Selasa, 15 November 2016 | 13:23 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 803
Bone Bolango, InfoPublik - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango melaksanakan peluncuran gerakan Kelompok Pengawas Telapak Tangan, Punggung Tangan, Sela-sela Jari, Kunci Putar dan Putar (Kompas Tepung Selaci Puput), baru-baru ini.
Peluncuran gerakan Kompas Tepung Selaci Puput ini, sebagai bagian implementasi dari amanat undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, Kepmenkes RI Nomor 270/Menkes//SK/III/2007, dan Kepmenkes RI Nomor 382/MENKES/SK/III/2007 tentang pedoman manajerial PPI di Rumah Sakit (RS) dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Setiap rumah sakit wajib melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
Direktur RSUD Toto Kabila, drg. Tonie Doda melalui Ketua Komite Medik dr. Romi Wijaya, SPKK, Selasa (15/11) mengatakan hingga saat ini implementasi budaya cuci tangan yang benar di RSUD Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango masih terbilang rendah.
Hal ini disebabkan karena rendahnya kesadaran, kepedulian dan kepatuhan petugas terhadap pentingnya cuci tangan yang benar, sehingga akan meningkatkan resiko infeksi nosokomial di rumah sakit.
Menurut dr. Romi Wijaya, beberapa data yang ada dapat digunakan sebagai indikator kurangnya kepatuhan petugas terhadap cuci tangan yang benar, diantarnya belum maksimalnya hasil kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial/Healt care Associated Infektions (HAI) di RSUD Toto Kabila yang masih dalam capaian 55% dari yang seharusnya dalam SPM harus sudah mencapai lebih kurang 75%.
"Selain itu, belum adanya capaian prosentase nilai infeksi nosokomial di rumah sakit.”Dalam pengamatan kami petugas masih belum melaksanakan lima Moment Hand Hygiene (video), masih kurangnya pengetahuan pasien dan penunjung rumah sakit terhadap cuci tangan yang benar (pasien dan keluarga belum paham tentang cuci tangan yang benar),”katanya.
Berbagai kondisi ini, lanjut dr. Romi Wijaya telah mendorong Kepala Seksi Keperawatan RSUD Toto Kabila, Luqman Usman Mahmud, SKM untuk melakukan proyek perubahan yakni gerakan Kompas Tepung Selaci Puput.
”Diharapkan lewat gerakan ini dapat meningkatkan kesadaran petugas dan stakeholder terhadap pentingnya budaya cuci tangan yang benar dan pada akhirnya akan berdampak pada kemakmuran seluruh rakyat Indonesia, khususnya di Kabupaten Bone Bolango,”ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Keperawatan, Luqman Usman Mahmud menjelaskan tujuan daripada gerakan Kompas Tepung Selaci Puput ini, antara lain untuk meningkatkan pencatatan dan pelaporan kasus infeksi nosokomial lebih kurang 75% sesuai dengan SPM RSUD Toto Kabila, menurunkan capaian LOS (Long Of Stay) 6-9 hari sesuai dengan indikator pelayanan di RSUD Toto Kabila, dan mengefisienkan anggaran pengeluaran Bahan Habis Pakai (BHP) rumah sakit lebih kurang 35%.
Sedangkan manfaatnya, diantaranya perubahan perilaku petugas dalam kepatuhan cuci tangan yang benar menurut WHO, menurunnya resiko infeksi nosokomial di RSUD Toto Kabila yang sesuai dengan Standar Nasional adalah 5-10%, makin tingginya kualitas pelayanan di rumah sakit, sehingga makin banyaknya minat masyarakat untuk berobat di RSUD Toto Kabila, masyarakat akan terhindar dari resiko infeksi nosokomial ketika mereka selesai dirawat maupun sekedar mengunjungi keluarga mereka di Rumah Sakit sehingga akan meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat.
Selanjutnya, makin tingginya tingkat kesehatan masyarakat maka akan mengurangi biaya anggaran Pemerintah dibidang kesehatan khususnya dibidang pengobatan (kuratif) sehingga berakibat pada kenaikan tingkat perekonomian di Kabupaten Bone Bolango.”Jika seluruh kabupaten/kota menerapkan hal yang sama, maka akan berdampak pada kemakmuran seluruh rakyat,”jelas Luqman Usman Mahmud. (MC. Bone Bolango/Hms/Kadir/Eyv)