:
Oleh MC Provinsi Maluku, Senin, 7 November 2016 | 07:52 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 630
Ambon, InfoPublik - Transaksi emas yang dilakukan para pedagang pinggiran jalan maupun di depan kantor Pegadaian Ambon dan sejumlah toko perhiasan di ibu kota provinsi Maluku relatif sepi.
"Masih sepi seperti hari-hari biasa. Kalaupun ada hanya delapan sampai 10 gram. Itupun dalam waktu satu minggu," kata pedagang emas pinggiran yang berlokasi di emperan Pertokoan Matahari Ambon Plaza, Renno.Kalau setiap hari jarang, maka sejak pagi hari masih sepi. Hal yang ada, hanya aktivitas cuci dan solder emas rusak.
Dia mengaku para pedagang belakangan ini hanya dapat rejeki dari memperbaiki perhiasan emas yang rusak. Kebetulan disamping membeli emas juga melakukan cucian dan solder.
"Emas yang rusak atau yang patah diperbaiki dengan cara disolder, harganya Rp20.000/titik. Lumayan juga kalau perhiasan emas seperti kalung yang disolder dua titik sudah dapat Rp40.000," katanya.
Menurutnya, sepinya transaksi emas ini mungkin saja dipengaruhi oleh naiknya harga logam mulia itu yang sekarang ini mencapai Rp590.000/gram sebagaimana ditawarkan para pengusaha di toko-toko emas perhiasan.
Ia mengungkapkan, transaksi di pinggir jalan harganya tidak sama dengan yang di toko perhiasan yang menjual barang baru.
Ditanya soal harga emas, dia menjelaskan, kalau masyarakat menjual bentuknya utuh pedagang berani membeli dengan harga Rp480.000/gram, selanjutnya dicuci dan dijual dengan harga Rp500.000/gram.
"Kalau emas yang sudah rusak seperti gelang, cincin dan kalung dilihat dahulu tingkat kerusakannya. Sekiranya hanya putus satu titik dibeli dengan harga Rp470.000/gram," ujarnya.(MC.Ambon/ant/LL/eyv)