:
Oleh MC Provinsi Maluku, Jumat, 21 Oktober 2016 | 08:22 WIB - Redaktur: Kusnadi - 1K
Ambon, InfoPublik – Museum Siwalima Ambon, Maluku, memamerkan peninggalan sejarah masyarakat Tanimbar untuk dapat dilihat masyarakat sebagai bentuk pelestarian budaya dan sejarah.
Staf Koordinator Koleksi Museum Siwalima Ambon Tonny Tuarissa, mengatakan kegiatan Rumah Peradaban Tanimbar Museum Siwalima turut berpartisipasi dalam memamerkan peninggalan sejarah berupa aksesoris masyarakat tanimbar yang umumnya dipergunakan baik perempuan maupun laki-laki saat upacara adat perkawinan dan pementasan tarian.
"Koleksi ini umunya digunakan pada upacara adat, perkawinan, pementasan tarian adat, juga sebagai mahar (harta kawin) serta status dan pusaka keluarga," katanya, belum lama ini.
Ia mengatakan, koleksi yang ditampilkan seperti Wampar berupa kalung yang digunakan laki-laki Tanimbar, belusuk yakni gading gajah, serta hiasan telinga, tangan, badan dan kaki.
Koleksi yang ditampilkan dalam pameran Arkeologi tapas batas sebanyak 40 koleksi berupa aksesoris laki-laki dan perempuan seperti hiasan tangan, kaki, telinga.
Koleksi tersebut merupakan peninggalan tahun 1975 - 1979 yang digunakan oleh masyarakat sebagai benda penunjang harta, atau menunjukkan status sosial seseorang.
"Berat benda ini seperti gelang mulai dari satu kg bahkan ada yang mencapai delapan kg, semakin berat benda tersebut menunjukkan status sosial seseorang," katanya.
Tonny menjelaskan, koleksi yang ditampilkan saat ini merupakan sebagian koleksi sitaan dari Herman de Vriets pada tanggal 28 Mei 1994.
Herman de Vriets lanjutnya merupakan seorang misionaris yang bertugas di Tanimbar, sebelum dirinya menyelesaikan tugas pelayanan dirinya membeli peninggalan sejarah masyarakat dengan harga murah untuk dibawa keluar negeri.
Diakhir pelayanan Ia membawa sejumlah peninggalan sejarah kemudian disita oleh pemerintah daerah sebagai barang sitaan dan kemudian dijadikan koleksi di museum Siwalima.
"Peninggalan sejarah tersebut merupakan hasil penelitian arkeolog sebagai penunjang kegiatan dan saat ini diperkenalkan ke masyarakat sebagai peninggalan sejarah," ujarnya.
Selain pameran peninggalan sejarah, juga ditampilkan sejarah pulau yang ada di Tanimbar seperti Yamdena, Selaru, Larat, Atubul. Setiap pulau memiliki peninggalan sejarah dan potensi kepurbakalaan yang patut diketahui oleh generasi muda.
Pameran Arkeologi diikuti juga oleh para siswa SD hingga SLTA di Saumlaki, sebagai bentuk pembelajaran pihak Balai Arkeologi dan Pemkab MTB melakukan berbagai permainan yang menarik bagi para siswa.(Ant/LL/Kus)