:
Oleh Prov. Banten, Kamis, 29 September 2016 | 16:24 WIB - Redaktur: Tobari - 4K
Lebak, InfoPublik - Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengemukakan, pesatnya perkembangan teknologi menjadi salah satu penyebab lunturnya kecintaan generasi muda terhadap budaya bangsa, khususnya permainan tradisional.
Kondisi ini tentu saja merugikan khasanah daerah tersebut. Karena itu, permainan tradisional perlu dikembangkan dan dilestarikan agar tidak punah ditelan zaman. Hal ini dikatakan Bupati Iti Octavia Jayabaya, Selasa (27/9).
“Mulai pudarnya permainan tradisonal disebabkan kuatnya pengaruh pemikiran dan budaya asing, sehingga permainan tradisional semakin terpinggirkan dari kecanggihan permainan modern. Sekarang kan sudah jarang melihat anak-anak main kelereng, layang-layang, gobak sodor atau permainan tradisional lainnya,” ujar Bupati Iti.
Ia menginstruksikan sekolah untuk membantu melestarikan olahraga dan permainan tradisional agar tidak dilupakan generasi penerus. “Saya meminta kepala sekolah mengadakan permainan dan olahraga tradisional di sekolah. Saat ini, generasi muda banyak yang mengenal nama permainan tradisional tapi tidak memainkannya,” katanya.
Menurut Iti, untuk menanamkan kecintaan terhadap permainan tradisional bagi generasi muda, salah satu di antaranyanya diwujudkan dalam bentuk perlombaan. Dimana, hampir setiap tahun dalam memperingati HUT Lebak maupun proklamsi, Pemkab Lebak menggelar perlombaan olahraga tradisional.
Meskipun, sifatnya baru sebatas pegawai di lingkungan Setda Lebak. “Memang, dengan digelarnya perlombaan, secara tidak langsung akan menumbuhkan kecintaan kepada budaya sendiri. Bila generasi muda sudah cinta pada budaya sendiri, dengan sendirinya akan lestari dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Iti juga berharap, Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Kabupaten Lebak untuk terus menyosialisasikan jenis olahraga tradisional yang telah didata FORMI untuk dilestarikan. Sebab, permainan tradisional sarat pesan moral dan kebersamaan.
Salah satu contohnya adalah permainan gobak sodor. Dimana, permainan itu mengutamakan kekompakan dan kerjasama tim untuk memenangi pertandingan. “Banyak yang sudah tidak hapal akan permainan tradisional ini. Karena itu, sangat tepat untuk dihidupkan kembali,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua FORMI Lebak Ahmad Ganif mengatakan, saat ini pihaknya telah mendata ratusan jenis olahraga tradisional di Lebak yang sudah turun temurun menjadi aset pemerintah dan tidak lagi diklaim negara lain. “Ada sekitar 103 jenis olahraga tradisional yang akan kembali kita berdayakan dan diakomodir FORMI,” kata Ganif.
Menurut Ganif, FORMI menaungi tiga kategori olahraga yang meliputi olahraga tradisional, petualangan, dan kebugaran seperti tarik tambang, parkour, senam jasmani serta yang lainnya.
“Intinya, seluruh jenis olahraga yang tidak termasuk di dalam KONI, akan kita akomodir. Kita mencoba untuk membangkitkan lagi olahraga tradisional, dengan harapan warga bisa mengingat kembali olahraga ini. Tentu saja kita kemas dengan konsep dan slogan sehat, bugar bersama Formi,” ucapnya.
Menurut dia, pelestarian olahraga tradisional yang menjadi warisan budaya luhur menjadi tanggung jawab semua elemen masyarakat. Terlebih, mereka yang memiliki kecintaan terhadap olahraga tradisional.
Saat ini, olahraga tradisional nyaris tidak dikenal generasi muda. Mereka sudah ditenggelamkan dengan permainan atau olahraga yang modern. (MC Prov Banten/toeb)