:
Oleh MC Kabupaten Bojonegoro, Senin, 19 September 2016 | 18:41 WIB - Redaktur: Tobari - 437
Bojonegoro, InfoPublik – Dinas Pengiran Bojonegoro menargetkan pembangunan 55 embung pada 2016 ini. Dari target tersebut, hingga September ini sudah terealisasi sebanyak 33 embung.
“Sisanya 20 embung kita tergetkan selesai hingga akhir tahun nanti,” kata Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pengiaran Bojonegoro, Retno Wulandari di ruang kerjanya, Senin (19/9).
Pihaknya optimis dapat merealisasikan target tersebut. Sebab berdasarkan pengalaman tahun 2015 lalu, dari target 55 embung terealisasi 69 embung. “Dengan sisa waktu tiga bulan dan sembilan alat pengeruk yang kita miliki target itu bisa kita penuhi,” tegasnya.
Pembangunan 55 embung tahun 2016 ini menelan biaya Rp2 miliar yang bersumber dari APBD Bojonegoro. Sampai dengan bulan ini jumlah total embung yang sudah kita bangun sebanyak 436 embung yang tersebar di 430 desa di 28 kecamatan.
Dari total 430 embung itu terbanyak di Desa Sugihwaras, Kepohbaru, Kedungadem, dan Desa Kanten, Kecamatan Trucuk. Rata-rata jumlah embung di desa tersebut lebih dari 10 embung. “Seperti di Desa Kanten ada 11 embung,” ujarnya.
Banyak sedikitnya jumlah embung di masing-masing desa ini tergantung dari usulan pemerintah desa (Pemdes). Sebab pembangunan embung ini menggunakan tanah kas desa (TKD) dan tanah solo valey.
“Kapasitasnya bervariatif antara 5.000 meter kubik hingga 10.000 meter kubik. Tergantung tanah yang diusulkan desa,” ucap Retno.
Dia menjelaskan, ada tiga jenis embung yang dibangun di Bojonegoro, yakni embung geo membrane yang dimanfaatkan untuk kebutuhan air baku, embung pertanian yang dimanfaatkan untuk menambah pembasahan musim tanam, dan embung konservasi.
“Kalau embung konservasi ini untuk memperluas resapan kandungan air dalam tanah. Dampaknya sumur-sumur warga tidak cepat kering,” kata Retno.(MC Bojonegoro/toeb)