Kasus DBD Meningkat di Kabupaten Sleman Tapi Belum KLB

:


Oleh MC Kabupaten Sleman, Senin, 19 September 2016 | 15:46 WIB - Redaktur: Tobari - 372


Sleman, InfoPublik - Menjelang musim pancaroba masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Apalagi kasus DBD di Kabupaten Sleman pada tahun 2016 ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2015 lalu.

"Iya benar kasus DBD di Sleman tahun ini meningkat bila dibanding tahun lalu. Berdasarkan data yang ada di kantor Dinas Kesehatan, jumlah kasus DBD tahun 2015 ditemukan sebanyak  520 kasus, sedang pada tahun 2016 ini dari bulan Januari sampai September sudah ditemukan 644 kasus, dengan 11 meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman dr Mafilindati Nuraini MKes, di kantornya, Senin (19/9).

Menurut Linda, meski kasusnya meningkat namun saat ini tidak memenuhi kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD. Ada 7 kriteria untuk menetapkan KLB DBD,‪ antara lain, jumlah kasus tidak menunjukkan kenaikan dua kali lipat dari angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya dan jumlah korban tidak meningkat 50% atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

Yang perlu diperhatikan, masyarakat perlu terus waspada agar meningkatkan kepedulian melihat lingkungan tempat tinggal masing-masing,
memantau adanya jentik-jentik nyamuk aedes aegepti di tempat-tempat yang mengandung potensial dan melakukan gerakan 3M Plus.

"Kondisi musim kemarau basah dan juga masa pancaroba berpotensi menimbulkan genangan habitat kembang biak jentik nyamuk demam berdarah," kata Linda.

‪Cuaca sekarang ini relatif tidak menentu. Kemarau basah memungkinkan hujan datang mendadak meski cuaca panas. â€ªHal ini disebutnya jadi satu di antara pemicu munculnya kasus DBD. Pasalnya, hujan memunculkan potensi genangan air yang menjadi sarang nyamuk.

Pencegahan paling efektif tentu dengan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan keterlibatan aktif masyarakat. Bisa saja, lingkungan rumah sudah bersih. "Tetapi ternyata justru di tetangga tidak," tutur Linda.

‪Karena itu, masyarakat diminta berperan aktif dalam kegiatan PSN. Misalnya, kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar untuk mencegah munculnya genangan air yang bisa dijadikan tempat berkembangbiak nyamuk. Sebab, jelasnya, petugas pernah menemukan jentik justru di vas bunga hingga galon air minum.

‪Pihaknya saat ini pun terus menggalakkan gerakan juru pemantau jentik (jumantik). Mengingat, ada beberapa wilayah di Sleman yang termasuk daerah endemik DBD. Antara lain di Kecamatan Depok, Kalasan, Gamping, Mlati dan Berbah. (***/MC Sleman/toeb)