Warga Berharap Goa Ngruno Pengasih Jadi Obyek Wisata

:


Oleh MC Kabupaten Kulonprogo, Senin, 19 September 2016 | 12:06 WIB - Redaktur: Tobari - 586


Wates, InfoPublik - Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari Minggu (11/9),  warga masyarakat di Pedukuhan Ngruno desa Karangsari Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo, yang sedang melakukan kerja bhakti menemukan lubang yang berbentuk goa. 

Lokasi lubang yang berada di pekarangan milik Kusnun ini sangat strategis dan mudah dijangkau, baik dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua. Karena  hanya berjarak sekitar 3  meter saja dari jalan,  yang baru saja  diaspal oleh Pemerintah Kabupaten Kulonpogo.

Selain itu juga berhimpitan dengan jalan corblock kampung yang hanya bisa dilewati sepeda, dan gardu ronda serta rumah pemilik tanah.

Goa yang baru saja membuat geger masyarakat ini, sebenarnya bagi warga masyarakat desa Karangsari terutama di pedukuhan Ngruno dan pedukuhan yang terdekat seperti Gunungpentul, dan Ringin Ardi, sudah tidak menjadi hal yang mengagetkan.

Karena memang berdasarkan cerita orang tua mereka, pada jaman penjajahan Belanda wilayah tersebut menjadi tambang Mangaan. Bahkan orang tuanya dulu ikut menjadi pekerja untuk mengali lubang–lubang yang terdapat batu Mangaan ini.

Hal ini seperti dikatakan Warsono, warga Gunung Pentul, saat dijumpai di lokasi, Sabtu (17/9).  Menurut cerita orang tua dahulu, katanya, di wilayah ini banyak sekali lorong-lorong seperti ini, yang digali pada saat jaman Belanda.

Lorong yang seperti goa ini dulunya adalah Mangaan yang warnanya hitam, jadi Mangaan itu di sini bukan gundukan yang besar tapi hanya seperti urat besar memanjang yang ada di antara bebatuan yang putih ini. “Jadi sangat dimungkinkan ini ada beberapa lorong bercabang di dalam sana, yang mungkin bisa tembus di lokasi yang lain,” katanya.

Sarwanto warga pedukuhan Cekelan desa Karangsari yang juga penasaran dengan temuan Goa ini, ketika ditemui di lokasi, juga berharap kedepan Goa Ngruno dapat dijadikan obyek wisata seperti obyek wisata Alam Kalibiru Kokap, terlebih jaraknya tidak terlalu jauh dari Kota Wates dan mudah dijangkau.

Hal senada dikatakan Heri Widada, warga Blumbang desa Karangsari, yang mengusulkannya menjadi destinasi wisata baru bagi Kabupaten Kulonprogo, dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan seperti Lobang Jepang di Kota Bukittinggi.

“Setelah stakeholders dan juga  para ahli datang kemudian nanti hasilnya dapat dikembangkan menjadi obyek wisata, tentu peluang ini harus ditangkap karena ini hampir sama sebenarnya seperti obyek wisata Lobang Jepang di Kota Bukittinggi, yang sama-sama dibuat manusia bukan oleh alam,” kata Heri.

Kemudian  lokasinya yang hanya sekitar 2 Km dari Kota Wates, mudah dijangkau, bahkan tidak menutup kemungkinan ke depan dapat dijadikan paket wisata bersama Waduk Sermo dan Kalibiru, yang ketiganya mempunyai ciri tersendiri.

Sementara untuk keselamatan dan keamanan, setelah sebelumnya juga dilakukan penelitian dan penelusuruan sebagian kecil lorong goa oleh Tim Geoheritage UPN Yogyakarta dan Dinas Kebudayan Kabupaten Kulonprogo, serta Polda DIY, warga tidak diperkenankan masuk Goa. Bahkan saat ini juga telah terpasang police line di sekitar lokasi serta papan peringatan, dan ditutup seng. (MC Kulonprogo/toeb)