:
Oleh Prov. Banten, Jumat, 26 Agustus 2016 | 13:20 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 662
Tangsel, InfoPublik - Sejumlah kaum perempuan yang berdomisili pada tujuh wilayah kecamatan di Kota Tangerang Selatan mengikuti pelatihan membuat corak kain batik. Kerajinan tekstil kain batik khas Kota Tangerang Selatan telah tembus ke pasar dunia sehingga perlu dilestarikan serta dikembangkan.
Walikota Airin Rachmi Diany mengatakan, program pembinaan terhadap warga yang ingin berwirausaha kain batik terus digulirkan setiap tahun. Program ini mendorong agar warga mampu mandiri dan berdikari karena bisnis kain batik sangat potensial.
“Kalau disimpulkan, pertama permodalan, kedua pemasaran dan ketiga keterampilan. Satu hal yang kita lakukan kali ini adalah pengembangan keterampilan UKM. Dengan harapan mereka punya keterampilan, mudah-mudahan hasilnya bagus,” katanya di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendikia, Kecamatan Serpong, Rabu, (24/8).
Walikota Airin jelaskan, kegiatan pelatihan membuat corak kain batik menghadirkan mentor-mentor profesional. Para mentor ini telah sukses melakoni bisnis tekstil kain batik. Salah satunya berasal dari Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Produk kain batik milik Nelty telah merambah ke pasar-pasar mancanegara.
Tentunya dengan keberhasilan yang telah dilakukan oleh pelaku UKM tersebut diharapkan mampu menularkan ilmunya. Walikota Airin bilang, kain batik asal Kota Tangerang Selatan punya corak khas yang berbeda dengan daerah lainnya. “Setiap ulang tahun Tangsel kan panitia penyelenggara perayaan pakai batik. Dan baju batik yang dipakai sebagai kategori khas Tangsel,” jelas Walikota Airin.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, Warman Syanudin mengutarakan, ada 100 orang warga pemula yang ikut dalam kegiatan pelatihan membuat corak kain batik. Mereka mayoritas berasal dari kalangan ibu rumah tangga yang coba merintis usaha tekstil corak batik.
“Ibu-ibu ini lebih senang fashion, makanya lebih tertarik untuk mencoba merintis,” utaranya. Warman bilang, pihaknya banyak menerima usulan pada saat reses anggota legislatif, masyarakat ingin dilatih membuat corak kain batik.
“Untuk kreativitas di kalangan masyarakat. Salah satunya membatik, selain itu juga ada inovasi lainnya. Berikutnya ada pembinaan langsung ke tingkat kecamatan-kecamatan,” tambah Warman.
Mash di lokasi yang sama, Ariana, warga Perumahan Griya Loka BSD, Rawa Mekar Jaya, peserta pelatihan membuat corak kain batik mengaku senang bisa berkreasi. Setelah terjun langsung ia merasakan tantangan bahwa membuat corak kain batik tidaklah sesulit yang dibayangkan.
“Kalau dulu kan ada istilah, pembatik hanya dari kalangan putri keraton. Tapi saya pun bisa, dan saya juga tertarik untuk berbisnis kain batik. Makanya mau menekuni,” ujarnya. (MC.Banten/Eyv)