:
Oleh MC Nias Selatan, Senin, 22 Agustus 2016 | 09:08 WIB - Redaktur: Kusnadi - 649
Nisel, InfoPublik – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar sektor pariwisata dan perikanan di Kepulauan Nias yang menjadi potensi utama dapat dikembangkan demi kesejahteraan masyarakat.
"Tapi janjian dengan saya. Kalau kalian meminta dengan saya, saya juga akan meminta kepada kalian. Saya minta pariwisata di Nias harus dikembangkan, datangkan investor yang berkaitan dengan pariwisata dan kembangkan kondisi perikanan di Kepulauan Nias," ungkap Presiden Jokowi di Kabupaten Nias, hari Jum'at (19/8).
Presiden Jokowi mengunjungi Kepulauan Nias dalam rangka meninjau kesejahteraan masyarakat yang berada di kawasan perbatasan.
Dalam kesempatan itu, Presiden menyampaikan komitmennya untuk membangun Kepuluan Nias dengan memberikan penambahan kapasitas arus listrik yang sebelumnya 27 Mw ditambah sebanyak 25 Mw menjadi 52 Mw.
"Arus Listrik sekarang sudah ada 27 Mega Watt, saya tambah 25 Mega Watt. Selesai nanti bulan Oktober," tegas Presiden Jokowi.
Meskipun Presiden Indonesia Joko Widodo telah menyanggupi penambahan arus listrik, 4 bupati dan 1 walikota se-Kepulauan Nias memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meminta penambahan lagi arus listrik sebesar 25 Mw untuk mendukung keberhasilan pariwisata di kepulauan Nias.
Presiden Indonesia kembali menyanggupi permintaan kepala daerah tersebut. "Iya udah, yang 25 Megawat pada bulan Oktober dan 25 Mega Watt sisanya akan direalisasikan pada akhir tahun," kata Presiden Joko Widodo.
Presiden berharap Kepulauan Nias menjadi wilayah destinasi pariwisata dan mampu menjadi pengimpor ikan agar arah penambahan arus listrik di kepulauan Nias tidak menjadi sia-sia.
“Listrik bisa diarahkan pada pembangunan cool stored untuk pendinginan ikan sehingga bisa export ke negara lain. Ketika kita fokus pada pembangunan pariwisata dan perikanan saya meyakini pertumbuhan ekonomi di Nias akan meningkat dengan tajam," tegas Presiden Indonesia.
Tak hanya listrik, lima pemipin daerah kepluauan Nias yang diwakili oleh Bupati Nias Sokhiatulo Laoli menyampaikan kebutuhan prioritas lainnya, yakni perluasan Bandara Bhinaka, jalan lingkar Kepulauan Nias, Universitas Negri di Kepulauan Nias, penetapan Kepulauan Nias menjadi kawasan strategis pariwisata Nasional dan kawasan ekonomi khusus, serta pembentukan Provinsi Kepulauan Nias.
Menindak lanjuti permohonon kepala dearah, Presiden menyanggupi perpanjangan Bandara Binaka dengan pembangunan tahap pertama sepanjang 2.200 meter dan tahun depannya akan ditambah 2.800 meter sehingga segala jenis pesawat dapat mendarat di Bandara tersebut
Namun, Joko Widodo belum menyanggupi permintaan Kepala Daerah Kepulauan Nias tentang pembangunan jalan lingkar sepanjang 45 Km dikarenakan komunikasi dengan Mentri terkait belum ada.
"Belum saya sanggupi, soalnya dari tadi Menterinya saya telepon tidak nyambung-nyambung. Paling tidak permintaan itu akan kita sanggupi tidak di tahun ini, melainkan tahun depan," ungkap Jokowi.
Mengenai pembentukan Provinsi Kepulauan Nias, Presiden meyatakan bahwa saat ini Indonesia masih berstatus moratorium atau berstatus moratorium atau belum dibuka untuk pembentukan daerah berstatus moratorium atau membuka moratorium pembentukan daerah otonom baru (DOB).
Presiden juga menegaskan bahwa merealisasikan pembentukan sebuah provinsi harus melaui seleksi secara ketat dengan perhitungan dan kalkulasi yang matang. "Jangan sampai penambahan itu hanya memberikan pembebanan, akan tetapi betul-betul bisa meningkatkan, mendongkrak dan menaikkan pertumbuhan ekonomi. Kalau hanya desakan politik mohon maaf, saya tidak bisa didesak-desak," tegas Joko Widodo. (mcnisel/tim liputan humas/Kus)