:
Oleh MC Kabupaten Sidoarjo, Selasa, 19 Juli 2016 | 10:06 WIB - Redaktur: Tobari - 951
Sidoarjo, InfoPublik - Sebanyak 80 orang karyawan karyawati PT. Yanaprima Hastapersada Tbk Sidoarjo mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) 3 in 1 berbasis kompetensi bagi operator mesin looming di tempatnya bekerja.
Diklat dilaksanakan dari tanggal 18 hingga 28 Juli mendatang. Diklat tersebut di buka oleh Wakil Bupati Sidoarjo H. Nur Ahmad Syaifuddin SH, di aula PT. Yanaprima Hastapersada, Senin (18/7) pagi.
Diklat kali ini juga dibarengi dengan Pelaksanaan Uji Kompetensi. Ada 30 orang peserta uji kompetensi dari perusahaan pengolahan plastik tersebut yang siap melaksanakannya.
Wakil Bupati Sidoarjo H. Nur Ahmad Syaifuddin menyambut baik pelaksanaan Diklat semacam ini, karena Diklat seperti ini merupakan salah satu upaya dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) di bidang industri, terutama di bidang plastik.
Ia juga mengatakan melalui pendidikan dan pelatihan tersebut, diharapkan akan tercetak tenaga kerja yang terampil. Tenaga kerja yang memiliki skill/kemampuan di bidang yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Dengan meningkatnya skill tenaga kerja, diharapkan akan berpengaruh pada kualitas produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, Diklat semacam ini sangat perlu dilaksanakan agar dapat juga menjaga dan meningkatkan kualitas produk Indonesia.
Cak Nur, panggilan akrab Wakil Bupati Sidoarjo itu, mengatakan tenaga kerja dengan skill mumpuni saat ini mutlak diperlukan, terutama untuk menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Di era MEA saat ini, tenaga kerja Indonesia berlomba-lomba dengan tenaga asing. Tenaga kerja yang terampil akan mampu bersaing di era MEA yang saat ini sudah mulai berlaku.
Sementara itu, Kepala Pusdiklat Industri Kementerian Perindustrian R.I Drs. Mujiyono MM yang juga hadir mengatakan, sektor industri memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Untuk membangun sektor industri harus disiapkan SDM yang kompeten.
SDM yang kompeten akan mempercepat pertumbuhan sektor industri. Dan hal tersebut, ucap Mujiyono, menjadi tugasnya. Tugas Balai Diklat Industri untuk menyiapkan tenaga kerja Indonesia yang memiliki kompetensi.
Ia mengatakan tenaga kerja sektor industri saat ini ada 15 juta orang. Dengan pertumbuhan industri yang mencapai 5 sampai 6%, dibutuhkan tenaga kerja 600.000 orang setiap tahunnya.
Untuk itu perlu disiapkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi. Bila itu tidak dilakukan akan menjadikan peluang bagi negara lain untuk memanfaatkan kondisi tersebut.
Mujiyono mengatakan saat ini sudah berlaku MEA. Sudah berlaku perdagangan bebas di 10 negara ASEAN. Termasuk perdagangan bebas tentang tenaga kerja. Kalau tenaga kerja yang berkompeten tidak disiapkan, ia takut kebutuhan 600.000 orang tenaga kerja akan datang dari negara tetangga.
Ia juga mengatakan permasalahan tenaga kerja di Indonesia masih banyak. Di antaranya kompetensi tenaga kerjanya yang masih rendah. Pasalnya di sektor industri 60% tenaga kerja Indonesia pendidikannya SMP ke bawah dan tenaga kerja di sektor yang lainnya 89% berpendidikan SMA.
Dengan komptensi yang rendah tersebut, ujar Mujiyono, maka produktifitasnya ikut rendah. Untuk itu perlu dipersiapkan tenaga kerja berkompetensi agar sektor industri terus tumbuh dan berkembang dengan baik.
Kepala Balai Diklat Industri Yogyakarta Tevi Dwi Kurniaty, S.I.P., M.Si dalam kesempatan tersebut mengatakan tujuan diadakan Diklat untuk meningkatkan kemampuan soft skill dan hard skill calon tenaga kerja yang siap bekerja sebagai operator produksi diperusahaan plastik.
Ia berharap setelah melaksanakan Diklat akan mampu memahami dasar-dasar pengolahan plastik.
Selain itu diharapkan tenaga kerja yang telah mengikuti di Diklat akan memiliki kemampuan komunikasi kerja dan kerjasama tim yang baik. Serta dapat menerapkan prosedur mutu dan mampu mengoperasikan mesin yang digunakan dalam industri plastik. (humas/git/toeb)