:
Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Senin, 18 Juli 2016 | 12:42 WIB - Redaktur: Kusnadi - 329
Semarang, InfoPublik – Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP mengajak kalangan mahasiswa yang tergabung dalam Asia Law Students' Association (ALSA) untuk segera menentukan national interest atau kepentingan nasional yang dapat digunakan sebagai sikap politik untuk mengarungi perubahan-perubahan ekonomi, sosial dan budaya, politik maupun hukum di tingkat global saat ini.
"Kita selalu harus punya national interest sebagai posisi politik kita untuk kemudian kita bisa bernegosiasi bertukar pikiran. Jangan sampai arus besar perubahan itu mendorong kita membawa kita, bahkan melempar kita dan kita seolah-olah menjadi bangsa yang tidak berdaya," katanya saat membuka Seminar dan Workshop Nasional 2016 ALSA yang digelar oleh ALSA LC Universitas Diponegoro di Lawangsewu Semarang, Minggu (17/7).
Menurut Ganjar, Indonesia saat ini berada di dalam proxy war yang menyerang berbagai aspek kehidupan. Banyak negara ingin menguasai sumber daya alam Indonesia yang melimpah. Salah satu contohnya adalah, saat Indonesia mau menggunakan batubara sebagai sumber energi yang melimpah, banyak negara menentang, dengan alasan pencemaran lingkungan. Padahal faktanya, batubara di Indonesia banyak dibeli oleh negara lain. Kondisi itu membuat Indonesia semakin lemah dan industrinya tidak dapat tumbuh.
"Kita selalu sulit pakai batubara yang punya kita sendiri dengan alasan mencemari, tapi seluruh batubara kita dibeli oleh orang asing dan kita tidak pernah teriak," ujarnya.
Ganjar menambahkan, untuk menumbuhkan industri, perlu banyak investasi. Sebab, kekuatan dari APBN dan APBD tidak cukup. Oleh sebab itu, pemerintah mengeluarkan Perpres Nomor 44 Tahun 2016 tentang Daftar Negatif Investasi. Tujuannya, agar banyak investasi yang masuk ke Indonesia.
Ganjar juga menyampaikan, seorang mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus peka terhadap perubahan global yang berdampak pada bangsa. Sehingga, melalui national interest yang disepakati bersama, dapat mengambil langkah-langkah terbaik untuk kemajuan NKRI dari segala aspek kehidupan yang ada.
"Hari ini diperlukan Indonesia inisiatif untuk mengambil peran di tengah hal yang semakin sulit," pungkasnya. (Humas jateng/MCjateng/Kus)