:
Oleh MC Kab Agam, Sabtu, 16 Juli 2016 | 20:02 WIB - Redaktur: Tobari - 693
Agam, InfoPublik - Ikan tangkapan nelayan Tiku, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, kini agak berkurang. Kondisi demikian menyebabkan harga jual ikan segar hasil tangkapan nelayan Tiku menjadi mahal.
Kesempatan itu akan dimanfaatkan pedagang untuk menjual ikan hasil tangkapan luar daerah. Sayangnya, kebanyakan ikan tersebut berformalin. Formalin digunakansebagai pengawet, namun sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
"Formalin bisa menyebabkan kanker, penyakit jantung, penyakit kulit, dan penyakit berbahaya lainnya," ujar Kepala DKP Agam, Ermanto, S.PI, M.Si, Jum’at (15/7), di ruang kerjanya.
Ciri-ciri ikan berformalin, antara lain ikan tidak dihinggapi lalat, mata berwarna keputihan, dan warna kulit kehijauan.
Ermanto berharap agar warga Agam berlaku bijak dalam membeli ikan, jangan membeli ikan berformalin. Bila tidak ada ikan laut yang layak dibeli, sebaiknya beralih ke ikan keramba, atau ikan air tawar dean ikan air payau.
"Jangan memaksakan diri membeli ikan laut berformalin, lebih baik mengonsumsi ikan keramba, atau ikan air tawar dan air payau," ujarnya mengingatkan.
Kepala Dinas Kesehatan Agam dr. H. Indra Rusli, menegaskan kalau formalin merupakan bahan berbahaya. Ia sejenis pengawet, yang bisa merusak lever dan lambung. Bila dikonsumsi dalam waktu lama, juga bisa menyebabkan penyakit kanker, jantung, dan penyakit berbahaya lainnya.
Ia mengingatkan, sebelum membeli ikan, perhatikan dulu apakah ikan tersbeut dihinggapi lalat atau tidak. Bila tidak,berarti ikan sudah diawetkan dengan formalin. Kemudian lihat kulitnya, bila berwarna kehijauan, itu sudah berformalin. "Perhatikan juga insangnya. Ikan segar insangnya berwarna merah," ujarnya. (MC Agam/toeb)