:
Oleh MC Kota Batam, Jumat, 17 Juni 2016 | 07:45 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 348
Batam, InfoPublik - Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara sosialisasikan proyek Palapa Ring Barat di Batam, Rabu (15/6).
Sosialisasi diikuti kepala daerah yang wilayahnya dilalui proyek pembangunan jaringan serat optik tersebut. Seperti Bupati Bengkalis, Kepulauan Meranti, Natuna, Lingga, dan Kepulauan Anambas. Selain itu juga hadir Bupati Siak, Tanjungjabung Barat, Walikota Batam, Dumai, dan Singkawang.
Rudiantara mengatakan Palapa Ring merupakan upaya pemerintah dalam membangun ketersediaan layanan jaringan serat optik sebagai tulang punggung bagi sistem telekomunikasi nasional yang menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
"Kalau ada proyek tol laut untuk bagaimana meningkatkan konektivitas melalui sarana transportasi. Analoginya, Palapa Ring ini adalah membangun tol khusus untuk komunikasi," kata Rudiantara.
Ia menjelaskan dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, baru 400 di antaranya yang sudah terhubungbroadband. Sementara 114 lainnya belum. Namun dari 114 tersebut, operator telekomunikasi sudah komitmen akan membangun 57 di antaranya. Sedangkan 57 sisanya inilah yang akan dicakup dalam proyek Palapa Ring.
Proyek Palapa Ring ini dibagi menjadi tiga wilayah yakni barat, tengah, dan timur. Paket barat menghubungkan lima kabupaten di Riau dan Kepulauan Riau. Paket tengah meliputi 17 kabupaten/kota di Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara. Sementara paket timur mencakup 35 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, dan Papua Barat.
"Di barat akan hubungkan lima kabupaten. Di Riau ada Bengkalis dan Meranti, di Kepri itu Natuna Anambas Lingga. Namun mereka lalui wilayah lain seperti Dumai, Karimun, Batam, Tanjungjabung, Singkawang. Lebih kurang 10 kabupaten/kota yang dilalui. Ini tidak akan jalan kalau daerah tidak berikan izin. Kami sangat memohon diberi kemudahan izin untuk yang akan membangun ini. Misal izin untuk membangun di pinggir pantai, karena harus ada landing point di darat. Kemudian izin menggali jalan," kata Rudiantara.
Adapun untuk paket barat diperkirakan membentang sepanjang 1.980 kilometer dengan perkiraan nilai investasi Rp 1,28 triliun. Sementara paket tengah sepanjang 2.647 kilometer dengan nilai investasi Rp 1,38 triliun. Dan di paket timur 8.454 kilometer dengan perkiraan investasi Rp 5,13 triliun.
"Proyek ini targetnya selesai di 2018. Sehingga target 2019 seluruh ibukota kabupaten kota sudah mempunya kecepatan akses internet yang sama," ujarnya.
Sebelumnya, Rudiantara menyebutkan bahwa sebagai negara, Indonesia berada di urutan keempat setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand dalam hal kecepatan internet. Meski untuk ibukota negara, Jakarta berada di urutan kedua setelah Singapura dalam kecepatan download-nya. Namun kecepatan tersebut jauh berbeda dengan daerah-daerah lain.
"Kecepatan download di Jakarta itu 23 kali dibanding Papua. Di daerah timur itu sudah lebih lelet, lebih mahal. Inilah permasalahan bangsa dari segi infrastruktur akses internet. Karena itu pemerintah membuat konsep Palapa Ring dengan target 2019 Indonesia harus nomor 2 di ASEAN. Dan Jakarta 11-12, tak jauh beda dengan Singapura. Mudah-mudahan Batam juga begitu," sebutnya.
Rudiantara menjelaskan, konsep Palapa Ring ini sebenarnya sudah dibahas dengan pihak operator sejak 11 tahun lalu. Tapi karena strukturnya yang tidak tepat, sehingga satu per satu konsorsium tersebut lepas. Saat ini struktur yang pas sudah ditemukan, maka proyek dilanjutkan dengan nama yang sama.
Sementara itu, Direktur Utama PT Palapa Ring Barat, Syarif Lumintarjo mengatakan proyek Palapa Ring Barat ini akan dimulai pengerjaannya pada September 2016. Dan diharapkan pada Februari 2018 sudah bisa mulai melayani dengan kapasitas 8x10 gbps. “Kami butuh support kepala daerah dan SKPD terkait untuk wujudkan ini,” ujarnya. (MC Batam/Kartika/Eyv)