Kelompok Resiko Tinggi Tiap Bulannya Ditemukan 2-3 Persen Menderita IMS

:


Oleh MC Kabupaten Merauke, Kamis, 16 Juni 2016 | 11:42 WIB - Redaktur: Kusnadi - 248


Merauke, InfoPublik – Setiap pramuria, pramusaji dan pekerja seks komersal (PSK) di Kabupaten Merauke wajib melakukan pemeriksaan atau kontrol  ke Pusat Kesehatan Reproduksi (PKR) yang ada di lingkup RSUD Merauke. Kepala  PKR Kabupaten Merauke dr Inge Silvia  menjelaskan, dari 250-300 orang  yang datang memeriksakan diri,  rata-rata ditemukan 2-3 persen telah menderita Infeksi Menular Seksual (IMS).

‘’Setiap bulannya kita temukan yang menderita IMS antara 2-3 persen,’’ katanya ditemui di ruang kerjanya, Senin (13/6).   

Menurut  Inge Silvia, jumlah yang ditemukan terinveksi IMS ini sudah tergolong cukup rendah dibandingkan dengan yang ditetapkan secara nasional yakni 10 persen.

‘’Ini sudah termasuk tergolong rendah dibandingkan yang ditetapkan secara nasional minimalnya 10  persen,’’ terangnya.

Dikatakan, jika ada yang positif IMS maka tidak boleh melakukan  aktivitasnya tapi harus istirahat  sampai IMS tersebut dinyatakan sembuh. ‘’Ya, kalau tetap bekerja dan ketahuan berarti ada sanksi,’’ terangnya.

Ingie Silvia menjelaskan, mereka yang terkena IMS tersebut karena  tidak menggunakan pengaman alias kondom saat melakukan aktivitasnya.

’’Pengakuannya sih mereka tidak memakai kondom saat berhubungan dengan pacar atau orang yang dikenalnya. Tapi, kalau tamu atau orang yang tak dikenal, tetap menggunakan kondom,’’ jelasnya.

Menurutnya, setiap pekerja kelompok yang beresiko tinggi wajib melakukan pemeriksaan secara rutin setiap bulannya.

Mereka yang masuk  kelompok beresiko tinggi tersebut adalah PSK, para pramuria yang bekerja di bar dan diskotik. Termasuk tukang pijat. ‘’Tukang pijat masuk kelompok beresiko tinggi sesuai dengan Perda,’’ tandasnya.  

Ditanya lebih jauh soal HIV-AID, dr Ingie Silvia yang sudah lebih dari 10 tahun  menangani  PKR  tersebut mengatakan bahwa untuk kelompok resiko tinggi tersebut  sudah hampir  tidak ada. Tapi  justru yang banyak sekarang adalah pada kelompok masyarakat terutama Ibu Rumah Tangga.

‘’Dari Januari sampai sekarang yang  ditemukan positif HIV-AIDS dari kelompok resiko tinggi tersebut baru 1 kasus,’’ tandasnya. (02/mc/mrk/Abd/Kus)