:
Oleh MC Kabupaten Sumenep, Kamis, 16 Juni 2016 | 08:07 WIB - Redaktur: Kusnadi - 1K
Sumenep, InfoPublik - Bahasa Madura memiliki beberapa dialek. Secara garis besarnya terbagi menjadi tiga; dialek Madura Timur (Sumenep), dialek Madura Barat, dan dialek Kepulauan. Di antara ketiga dialek tersebut, yang memiliki jumlah penutur paling banyak ialah Sumenep.
"Penutur dialek Sumenep itu di daerah tapal kuda," kata Dr. M. Saidi, salah seorang pemerhati Bahasa Madura di Sumenep, pada Media Center.
Saidi menyebut Lumajang, Bondowoso, Pasuruan, Probolinggo, Jember, Situbondo, dan Banyuwangi sebagai daerah atau kabupaten di luar Pulau Madura yang memakai dialek Sumenep. Sementara dialek barat digunakan penutur dari Kabupaten Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan. "Dan sebagian kecil masyarakat Surabaya," tambah Saidi.
Sementara dialek kepulauan digunakan penutur dari kalangan masyarakat kepulauan di wilayah Kabupaten Sumenep dan Sampang. Namun, di antara ke tiga dialek itu, dialek Sumenep disebut Saidi yang paling memenuhi syarat sesuai dengan gramatikal pada umumnya. Oleh karenanya, dialek Sumenep yang dijadikan patokan bahasa Madura.
"Itu sudah sejak jaman Belanda dulu. Seperti yang tertuang dalam surat keputusan tahun 1892 dan 1893 silam, bahwa dialek Sumenep merupakan dialek standar," tambahnya.
Alasan lain menurutnya, Sumenep memenuhi kriteria kebahasaan berdasar latar sejarah keraton di Sumenep.
"Dalam Keraton Sumenep berlaku berbagai tingkatan bahasa (ondhagga basa) yang tak hanya berlaku di kalangan bangsawan, tapi juga di masyarakat umum. Nah, dari sana cikal bakal bahasa Madura standar itu berawal," jelasnya menutup perbincangan. ( Farhan/Esha/Fer/Kus)