:
Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Rabu, 15 Juni 2016 | 11:13 WIB - Redaktur: Kusnadi - 370
Semarang, InfoPublik – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menyatakan Kualitas SMK di Jawa Tengah paling unggul dibandingkan daerah-daerah lain di Indonesia. Hal itu ditunjukkan melalui Neraca Pendidikan Daerah pada kolom hasil ujian nasional Provinsi Jawa Tengah.
“Untuk SMK, Jateng ndak ada lawan. Melebihi rata-rata ujian nasional. Nilai rata-rata SMK di Jateng 67,8, lebih tinggi dari nasional yang hanya 62,2. Nilai rata-rata ujian nasional tertinggi di Jawa Tengah di Kabupaten Tegal sebesar 73,27,” kata Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kemendikbud, Ananto Kusuma Seta saat audiensi dengan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, di Gedung B Lantai V Kantor Gubernur, Selasa (14/6).
Hasil ujian nasional SMK di Jawa Tengah yang memuaskan itu, lanjutnya, menjadi modal besar bagi Presiden RI Ir H Joko Widodo untuk mengembangkan SMK di Indonesia. Sebab, SMK menjadi bagian dari pengembangan sumber daya terampil Indonesia di masa depan.
“Kita akan membawa Jateng menjadi center untuk pencerah bagi SMK-SMK lain di Indonesia. Dan tentu untuk SMA maupun SMP, juga perlu ada upaya lebih keras lagi, karena nilai ujian nasionalnya sedikit di bawah rata-rata nasional,” tuturnya.
Sementara itu, Gubernur Ganjar Pranowo menyampaikan, pihaknya kini sedang mendorong agar semua siswa SMA maupun SMK di Jawa Tengah bisa lancar berbahasa Inggris saat mereka lulus. Sebab, dengan menguasai bahasa tersebut, mereka akan mampu menguasai dunia.
“Saya lagi mendorong, seluruh anak yang sekolah di Jawa Tengah, lulus SMA/ SMK fluent in English. Harus. Karena penguasaan bahasa akan menguasai dunia. Kalau tidak, ndak bisa. Kita akan kalah pada pertarungan soal itu (bahasa) terus menerus,” jelasnya.
Ganjar menambahkan, penguasaan bahasa juga akan mampu meningkatkan literasi bangsa yang saat ini masih rendah. Dia membandingkan dengan negara India, yang buku-bukunya banyak diterjemahkan dalam bahasa India. Di samping itu, harga buku di India jauh lebih murah dibanding Indonesia.
“Di negara sendiri, literaturnya juga sedikit. Tidak terlalu banyak buku yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Bandingkan dengan India. Buku di India begitu murahnya dan begitu mahalnya di tempat kita,” bebernya. (humas jateng/Mcjateng/Kus)