Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan

:


Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Rabu, 15 Juni 2016 | 11:02 WIB - Redaktur: Kusnadi - 320


Semarang, InfoPublik –  Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP menjadi pembawa acara dalam program siaran interaktif yang ditayangkan oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI) Jawa Tengah, Senin (13/6) malam.

Mengambil tema Gayeng Bareng Gubernur Jateng, siaran perdana yang disiarkan langsung dari studio TVRI Pucanggading kali itu membahas kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat menjelang hari raya.

Materi pembahasan dimulai dengan dialog interaktif antara host dan sejumlah narasumber yang diundang khusus, seperti Ketua Paguyuban Pedagang dan Jasa Kota Semarang H Suwanto, Ketua Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Ngargono, hingga dialog dengan pemirsa melalui sambungan telepon.

Tak ketinggalan dari Perum Bulog juga turut serta memberikan penjelasan soal pengendalian harga bahan pokok komoditas terkait dengan stabilisasi harga di pasaran umum saat ini.

“Sesuai fungsi Bulog, salah satunya dioptimalkan untuk stabilisasi harga melalui kegiatan raskin. Dengan kegiatan raskin ini berarti telah membantu pemerintah mengurangi permintaan beras ke pasar umum. Dimana untuk Jateng kisarannya 37 ribu ton per bulan,” kata Wakil Kepala Bulog Divisi Regional Jateng Sopran Kenedy.

Terkait komoditas bahan pokok lain, Sopran mengatakan walau Bulog belum menerima Perpres dari pusat namun sudah diserahi pengelolaan komoditas gula pasir, bawang merah, bawang putih, hingga daging sapi.

Khusus untuk daging sapi, Bulog Jateng belum mengelola stok daging untuk wilayah Jateng akan tetapi telah mendatangkan kiriman stok dari Jakarta dan sentra produksi lainnya. Dan Bulog bisa melakukan intervensi operasi pasar kepada end user dengan melakukan permintaan ke kantor pusat.

“Seperti kemarin kami melakukan permintaan dan sudah didrop walau dalam jumlah terbatas. Untuk penjualannya kepada end user dilakukan di daerah Banyumas dan Pekalongan dengan harga Rp85 ribu, dan telah habis sesuai alokasi yang dikirimkan,” katanya.

Berkaitan dengan bawang, Sopran mengatakan Jateng merupakan sentra penghasil bawang yang menyuplai stok pasokan ke sejumlah daerah lain yang defisit bawang, seperti Sumatra Utara, Sumatra Barat, DIY dan beberapa daerah lainnya.

Untuk operasi pasar, hingga saat ini Bulog Jateng relatif sudah melakukan di enam karesidenan dari 35 kabupaten/ kota di Jateng melalui kantor subdivre dan bekerja sama dengan dinas terkait atau langsung ke permukiman penduduk.

“Kalau masyarakat membutuhkan bahan baku kebutuhan pokok untuk kegiatan pasar murah, bisa menghubungi Perum Bulog subdivre terdekat untuk melakukan kerja sama, termasuk penyediaan komoditi. Dan kami yang melaksanakan langsung kegiatan pasar murah atau operasi pasarnya,” katanya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang dan Jasa Kota Semarang H Suwanto mengatakan mendatang Bulog harus bisa memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan stok pasokan sehingga tidak terjadi overstok di pasaran.

“Kuncinya Disperindag dan Bulog selalu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai stok komoditas, istilahnya ngasih pencerahan melalui media massa sehingga meredakan gejolak dimasyarakat,” katanya.

Ketua LP2K Ngargono menyampaikan yang terpenting untuk saat ini adalah pemerintah melalui Bulog harus menguasai soal pasokan stok dan suplai pasaran yang cukup. Jika suplainya sudah cukup dan mampu dijaga, stabilitas harga akan terkendali.

“Khusus gula, pemprov harus lebih melihat dari saat musim giling berakhir. Daripada dibeli pusat, lebih baik dibeli dan dititipkan ke Bulog. Sehingga dalam kondisi seperti saat ini (gejolak harga) bisa langsung dikucurkan,” katanya.

Sebagai penutup, gubernur memberikan pesan, stabilisasi harga kepokmas dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun pemerintah sudah melakukan intervensi untuk menurunkan dan menjaga stabilitas harga, termasuk menggelar operasi pasar, baik yang diselenggarakan Bulog maupun perusahaan perdagangan Indonesia.

“Kita terus upayakan harga stabil. Operasi pasar pun harus tepat sasaran,” katanya. (humas jateng/MCjateng/Kus)