:
Oleh MC Kota Banda Aceh, Selasa, 14 Juni 2016 | 09:33 WIB - Redaktur: Tobari - 391
Banda Aceh, InfoPublik – Walikota Banda Aceh Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE mengatakan Pemerintah Kota Banda Aceh komit merealisasikan 20% Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Banda Aceh.
Hal ini disampaikan Walikota Illiza usai menandatangani prasasti Hutan Kota BNI bersama CEO Regional BNI Wilayah Medan, Rudi Harjito, Senin (13/6) di ruang rapat Walikota.
Walikota Illiza mengatakan, saat ini Banda Aceh telah memiliki RTH sebanyak 13,2% dari total 20% yang diamanahkan Undang-Undang. “Artinya kita harus sediakan 6,8% lagi, ini terus kita pacu dan kita komit merealisasikannya,” ujar Illiza.
Ditanya apa yang akan dilakukan Pemkot untuk mengejar sisa 6,8% tersebut, Illiza mengatakan Pemkot terus berusaha membebaskan lahan untuk dijadikan RTH, meski terkendala dengan harga tanah yang cenderung naik setiap tahunnya.
“Saya pikir tidak banyak Pemda membebaskan tanah hanya untuk dijadikan hutan. Kita tidak tertarik membebaskan lahan untuk sektor komersial, seperti mendirikan Mall dan pusat perbelanjaan lainnya, karena kita paham meski mahal, Hutan ini akan menjadi harta yang berharga bagi warga kota nantinya,” kata Illiza.
Terkait kerjasama dengan BNI, Illiza mengatakan akan terus dilanjutkan dan bukan hanya pada program Hutan Kota Tibang.
“Rencananya BNI kembali akan membangun kerjasama di bidang pengembangan ekonomi masyarakat. Tadi BNI ingin dorong dan mengembangkan koperasi pesantren dengan harapan pesantren bisa berdaya dan mandiri,” ungkap Illiza.
Sementara itu, CEO Regional BNI Wilayah Medan Rudi Harjito mengatakan keberadaan BNI dalam pembangunan Hutan Kota Tibang karena didukung oleh Pemkot dan masyarakat Banda Aceh.
“Sebagai wujud terimaksih kita atas suksesnya program ini, kita berkomitmen akan melanjutkan program ini dan juga akan membantu mengembangkan ekonomi masyarakat di Banda Aceh,” ujar Rudi.
Terkait keberlanjutan Hutan Kota, Rudi mengatakan pihaknya tertarik untuk mendorong Hutan Kota menjadi sebuah destinasi wisata, baik bagi warga lokal maupun luar daerah.
“Dilihat dari luasnya sekitar 7 hektare, menarik untuk didorong menjadi destinasi wisata karena lokasinya teduh dan sejuk dengan pemandangan yang memanjakan mata,” tambah Rudi.
Sebagaimana diketahui, Hutan Kota yang terletak di Tibang memiliki luas sekitar 7 hektare dan memiliki pohon mencapai 4.000 batang. Hutan Kota ini merupakan program kerjasama BNI dengan Pemko yang mulai dibangun pada tahun 2010 pada masa Pemerintahan Mawardy-Illiza.
Dengan 4.000 pohon yang dimilikinya, Hutan Kota BNI ini mampu menghasilkan oksigen 3 ton/hari serta menyerap 37 ton karbondioksida.
Hutan kota saat ini menjadi daya tarik warga Banda Aceh dan selalu ramai dikunjungi warga, karena Hutan Kota ini memiliki fasilitas-fasilitas umum yang memudahkan pengunjung mengakses hampir seluruh lokasi. Hutan ini memiliki jalan dan jembatan, fasilitas toilet dan tempat ibadah seperti Mushalla.
Selain menjadi pilihan wisata keluarga, Hutan Kota juga sering dimanfaatkan oleh berbagai komunitas sebagai lokasi dari kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Hutan Kota ini saat ini juga menjadi lokasi penelitian bagi mahasiswa di Aceh dalam menyelesaikan tugas akhir mereka. (MC banda aceh/toeb)