:
Oleh MC Kalimantan Timur, Senin, 13 Juni 2016 | 18:57 WIB - Redaktur: Tobari - 478
Samarinda, InfoPublik - Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak memastikan informasi yang beredar di media sosial beberapa waktu terakhir, tidak benar bahwa Kaltim tertutup untuk pendatang baru. Buktinya Kaltim justru membuka program transmigrasi sebanyak 10 juta penduduk dari 10 daerah pengirim transmigrasi.
“Silakan datang, Kaltim terbuka untuk pendatang. Tapi tidak untuk bermukim dan tinggal di Samarinda Kota. Sebab kondisi lahannya sudah tidak memungkinkan dengan tingkat kepadatan penduduk dan tingkat kepadatan arus lalu lintas di wilayah perkotaan,” kata Gubernur Faroek saat menggelar konfrensi pers, di Ruang Kerjanya, Senin (13/6).
“Jika ingin datang ke Kaltim, khususnya Samarinda dipersilakan asalkan ke wilayah Samarinda Seberang. Di sana masih memungkinkan untuk bermukim maupun mengembangkan usaha,” sambungnya.
Demikian pula untuk investor. Disarankan tidak lagi membangun mall dan hotel di kawasan perkotaan, melainkan sudah harus mengarahkan ke wilayah Samarinda Seberang untuk pemerataan pembangunan dan pertumbuhan penduduk.
Sedangkan terkait ungkapannya yang menyebut Samarinda tertutup untuk pendatang dimaksudkan untuk menekan tingginya arus urbanisasi atau perpindahan penduduk secara ilegal dari luar daerah ke Kota Tepian.
Kondisinya pertumbuhan penduduk di Samarinda terbilang paling tinggi ketimbang wilayah perkotaan lain di Kaltim seperti Balikpapan dan Bontang.
Padahal tingginya arus urbanisasi bisa mempengaruhi pembangunan daerah. Selain dapat menyebabkan kepadatan penduduk, juga dikhawatirkan mempengaruhi peningkatan jumlah pengangguran dan penduduk miskin di Kaltim
“Kecenderungan mereka yang berpindah penduduk tanpa melalui program transmigrasi datang tanpa dibekali keahlian khusus. Akibatnya akan menjadi pengangguran dan penduduk miskin baru, sehingga menjadi beban bagi pemerintah,” katanya.
Lain hal, kata gubernur, ketika mereka sudah mempersiapkan diri untuk hidup dan mencari penghidupan. Tentu mereka dapat memberi kontribusi positif terhadap pertumbuhan dan perekonomian daerah.
“Kalau yang seperti ini boleh. Tapi ditempatkan di Samarinda Seberang sana. Dihidupkan jadi Kota Satelit. Kalau di Samarinda Kota sudah tidak mungkin ditambah, hanya bisa ditata dengan baik,” sebutnya.
Menurut gubernur tidak ada masalah tinggal di Samarinda Kota atau di Samarinda Seberang. Sebab aksesnya sekarang mudah. Apalagi sudah ada 4 jembatan yang menghubungkan wilayah Samarinda Kota dan Samarinda Seberang, yakni Jembatan Mahakam, Jembatan Mahulu, Jembatan Mahkota II, dan Jembatan Kembar.
Gubernur memberikan keterangan pers ditemani Walikota Samarinda, Syaharie Jaang, Ketua DPRD Samarinda, Alfard Syarif, serta jajaran SKPD lingkup Kaltim dan Kota Samarinda.(diskominfo kaltim/arf/toeb)