:
Oleh MC Kabupaten Semarang, Senin, 30 Mei 2016 | 17:28 WIB - Redaktur: Tobari - 461
Susukan, InfoPublik - Meski usianya baru seumur jagung, namun Perpustakaan Desa (Perpusdes) Desa Timpik Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, ternyata telah mampu menunjukkan kiprahnya dalam mencerdaskan warga.
Perpustakaan yang dirintis sejak tahun 2012 oleh beberapa tokoh perempuan di desa perbatasan dengan Kecamatan Kaliwungu ini, dinilai memiliki aspek kemandirian yang tinggi. Tak heran, Perpusdes “Sumber Ilmu” Desa Timpik terpilih menjadi enam perpusdes terbaik tingkat Jawa Tengah.
“Kemandirian para pengelola perpusdes patut dihargai. Mereka berinisiatif mendirikan perpusdes tanpa menunggu bantuan dari pihak luar,” kata Aan Permana, ketua tim penilai lomba perpustakaan desa/kelurahan tingkat Jawa Tengah tahun 2016 disela-sela acara penilaian di kompleks Kantor Desa Timpik, Senin (30/5) siang.
Hadir pada acara itu Wakil Bupati Semarang Ngesti Nugraha, Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang Nelly Rahmawaty dan undangan lainnya.
Saat sambutan, Wakil Bupati Ngesti Nugraha menegaskan kesungguhan Pemkab Semarang untuk mendukung keberadaan perpusdes. Sebab berdasarkan data statistik, tingkat literasi warga berbanding terbalik dengan tingkat kemiskinannya.
“Semakin banyak warga yang gemar membaca akan mengurangi angka kemiskinan. Sebab warga yang bisa membaca akan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kesejahteraannya,” ujar Wabup.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Aan Permana, dari hasil penilaian administrasi wakil perpustakaan dari 35 Kabupaten/Kota telah terpilih enam yang terbaik, yakni wakil dari Kabupaten Sukoharjo, Sragen, Cilacap, Kebumen, Wonosobo, dan Semarang.
“Setelah peninjauan lapangan untuk mencocokkan data administrasi yang kita terima dengan kondisi nyata, akan ditentukan satu perpustakaan terbaik. Dari beberapa indikator penilaian, aspek kemandirian memiliki nilai yang cukup tinggi,” paparnya.
Diakuinya, hingga saat ini masih banyak warga terutama di wilayah pedesaan yang belum memiliki akses untuk membaca buku-buku berisi ilmu pengetahuan. Karenanya, keberadaan perpustakaan desa menjadi salah satu layanan lini terdepan untuk menyediakan bahan bacaan bermutu bagi warga desa.
“Diperlukan kreatifitas dari para pengelola perpustakaan desa agar warga mau datang untuk membaca buku. Beberapa jenis layanan di Perpusdes Timpik ini cukup kreatif,” tambah Aan lagi.
Salah seorang pengurus Perpusdes “Sumbre Ilmu”, Surati menjelaskan pihaknya menyelenggarakan berbagai layanan literasi yang menarik. Selain pinjam buku bagi warga yang telah terdaftar sebagai anggota, juga tersedia layanan internet gratis.
Di lingkungan perpusdes juga ada gazebo yang nyaman untuk membaca. Koleksi buku yang tersedia juga lumayan banyak. Sedikitnya ada 2.169 judul buku dengan jumlah 2.150 eksemplar yang bisa dibaca warga.
Selain itu juga ada 800 judul buku elektronik dan 100 judul buku referensi. “Kami juga melayani warga yang tidak bisa datang ke gedung perpustakaan dengan menyediakan buku-buku yang dibawa keliling dengan sepeda motor. Layanan ini mencakup 13 dusun yang ada di Desa Timpik,” jelas Surati.
Saat ini mutu layanan perpustakaan keliling semakin meningkat. Pasalnya, Perpusdes “Sumber Ilmu” mendapat bantuan motor pintar dari Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Semarang.
Di salah satu ruangan perpustakaan juga diadakan layanan “story telling” untuk siswa PAUD, TK dan SD secara berkala. Tersedia pula dua set alat permainan edukatif (APE) dalam ruangan dan dua macam APE luar ruangan.(*/junaedi/toeb)