:
Oleh MC Kabupaten Manokwari, Selasa, 26 Januari 2016 | 08:37 WIB - Redaktur: Tobari - 174
Manokwari, InfoPublik - Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan,Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3A-KB) Kabupaten Manokwari Yuliana Numberi mengaku, untuk meminimalisir kasus Human Traffiking (perdagangan manusia), pihaknya akan gencar melakukan sosialisasi di tengah masyarakat.
“Program ini termasuk prioritas dari Kementrian Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI di tahun 2016. Sehingga kita di daerah tertentu akan menjalankan program ini,”ungkapnya, saat di temui, Selasa (19/1).
Menurutnya, risiko dari perdagangan manusia ini berdampak pada perempuan dan anak,di antaranya terjadi penelantaran keluarga serta memicu terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Cntohnya, ketika seorang perempuan di iming-imingi pekerjaan dan menghasilan besar, maka dia akan meninggalkan keluargannya, sudah pasti anak akan menjadi korban penelantaran.
Dan ketika pekerjaan sebenarnya itu adalah perdagangan manusia, maka perempuan akan diperhadapkan dengan penganiayaan dan sebagainya, tentu ini sangat berdampak untuk perempuan dan anak.
Dikatakan, perdagangan manusia banyak terjadi dari hasil rekrutan di luar Papua yang kemudian di bawa ke Papua. “Kasus perdagangan manusia disini baru satu kasus dan masih dalam satu proses pelaporan dari masyarakat dan sedang di tindaklanjuti,” terangya.
Dijelaskan, pemahaman masyarakat terkait UU nomor 21 tahun 2007 tentang perdagangan manusia masih minim, masyarakat masih berpikir bahwa perdagangan manusia hanya terjadi diluar Papua, namun kenyataannya di Papua sendiri telah terjadi hal demikian.
Sehingga dirinya mengimbau seluruh masyarakat agar lebih peduli kepada lingkungan dan keluarganya, sehingga hal demikian tidak terjadi. “Kami belum ada program khusus terkait perdagangan manusia, namun sosialisasi-sosialisasi akan terus kami lakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat serta dampak buruknya. (mkr/infokom/toeb)