:
Oleh MC Prov Gorontalo, Senin, 25 Januari 2016 | 17:47 WIB - Redaktur: Tobari - 729
Gorontalo, InfoPublik - Provinsi Gorontalo saat ini masih defisit listrik sebesar 50 Mega Watt, seiring dengan belum optimalnya beberapa pembangkit listrik yang ada di Gorontalo dan Sulawesi Utara, serta Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) baru bisa memasok 20 Mega Watt.
Manajer PLN Gorontalo Putu Eka Astawa di Gorontalo, Jum’at (22/1), mengatakan terjadinya pemadaman listrik yang cukup lama sejak Sabtu (16/1) pukul 14.30 WITA akibat gangguan listrik pada sistem interkoneksi 150 kV Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Aliran listrik di wilayah itu kini sudah berangsur normal setelah dilakukan perbaikan pembangkit listrik. "Namun beberapa pembangkit besar seperti PLTU membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bekerja maksimal," kata Putu Eka.
Ia menjelaskan gangguan transmisi 150KV terjadi pada Sabtu (16/1) sehingga secara otomatis semua pembangkit dalam posisi "off" atau padam total.
Pemulihan kondisi tersebut membutuhkan waktu relatif lama karena ada beberapa pembangkit yang membutuhkan waktu lama untuk kembali beroperasi seperti PLTU yang butuh waktu hingga 12 jam untuk bisa kembali beroperasi dan mengalirkan listrik.
Putu Eka Astawa mengatakan saat terjadi padam total akibat gangguan, PLN mengaktifkan PLTD Telaga yang hanya memiliki daya 35 Mega Watt sedangkan beban puncak Gorontalo sebesar 85 Mega Watt.
"Untuk Kota Gorontalo saja, besar daya yang dibutuhkan yaitu 50 MW, jadi bagaimana cara kita untuk tetap dapat mengaliri listrik untuk warga Gorontalo dengan hanya menggunakan PLTD Telaga dengan daya 35 MW," katanya.
Sementara itu, PLTG Gorontalo saat ini baru mampu menghasilkan 20 Mega Watt dari target 50 Mega Watt karena masih dalam tahap uji coba.(mc prov gorontalo/toeb)