Percepat Penataan Karimunjawa

:


Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Senin, 4 Januari 2016 | 17:16 WIB - Redaktur: Tobari - 495


Jepara, InfoPublik - Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP meninjau sejumlah tempat yang berpotensi menarik kunjungan wisatawan di Karimunjawa. Tinjauannya ini dilakukan untuk mempercepat penataan pariwisata di kepulauan yang masuk ke dalam wilayah Kabupaten Jepara tersebut.

Beberapa di antaranya pabrik es, pembibitan ikan kerapu dan bengkel UPT Dinlutkan Provinsi Jawa Tengah, Karamba ikan kerapu UPT Dinlutkan dan penangkaran ikan hiu di Pulau Menjangan Besar, pasar tradisional, keindahan alam dan pantai di Pulau Menjangan Kecil, hingga wisata tracking mangrove.

Khusus untuk pabrik es, pembibitan ikan kerapu dan bengkel milik UPT Dinlutkan Provinsi Jawa Tengah, Gubernur Ganjar menginginkan bangunan tersebut dipindahkan sebab keberadaannya menutupi keindahan pantai yang ingin dijual kepada para wisatawan.

“Menurut saya ditata ulang kalau kita mau jual pantai tapi ditutupi terus mau ndelok opo (lihat apa)? Kalau bisa (pindah), bagus banget,” kata Ganjar usai meninjau lokasi bangunan milik pemprov Jawa Tengah, Sabtu (2/1).

Menurut Ganjar, jika pemindahan bangunan bisa dilakukan, maka selanjutnya adalah membuat desain tata ruang yang berbasis potensi kepariwisataan. Untuk itu, perlu para pakar tata ruang, karena Karimunjawa perlu diperlakukan secara khusus agar tidak terjadi benturan budaya antara penduduk lokal dengan para wisatawan, baik mancanegara maupun domestik.

“Pasti harus itu (melibatkan pakar tata ruang). Ini mesti dikelola secara khusus agar secara tata ruang bagus, terus secara budaya juga. Benturan budaya bisa jadi persoalan,” ujarnya.

Saat melakukan peninjauan, Ganjar juga sempat mengkritisi banyaknya sampah yang mengotori laut dan pantai di Karimunjawa. Dirinya barharap, setelah dilakukan penataan akan ada petugas yang mengurusi sampah.

Bahkan, warga juga diimbau menjadi 'polisi' kebersihan yang dapat memberikan peringatan bagi siapa saja yang membuang sampah sembarangan, baik warga itu sendiri maupun para wisatawan.

“Kalau ditata harus tidak boleh ada sampah satu pun masuk, sehingga harus ada orang yang operasi. Jadi kalau sudah tertata desainnya bagus, ini (sampah) harus dikeruk,” katanya.

Selain meninjau lokasi-lokasi yang berpotensi sebagai destinasi wisata, Ganjar juga meninjau Kura-Kura Resort di Pulau Menyawakan. Resort yang dikelola pihak swasta tersebut dinilai memiliki tata ruang dan kelola yang sangat bagus yang banyak menarik para wisatawan.

Namun, untuk menikmati keindahannya, mereka harus menyiapkan uang lebih banyak karena tarif resort mulai dari Rp1,5 juta hingga Rp4,5 juta per malam. (Humas jateng/MCjateng/toeb)