- Oleh Dian Thenniarti
- Kamis, 24 Oktober 2024 | 05:55 WIB
: Mayjen TNI Fajar Setyawan dalam konferensi pers Prediksi Cuaca dan Antisipasi Bencana Jelang Nataru, pada Jumat (22/12/2023)/ SC Video FMB9.
Jakarta, InfoPublik - Jelang libur perayaan Natal dan pergantian tahun 2023 ke 2024 (Nataru), Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan langkah kesiapsiagaan dan antisipasi mengurangi dampak kejadian bencana. Upaya ini menjadi salah satu upaya pemerintah dalam melindungi segenap bangsa dan masyarakat Indonesia.
BNPB pun melakukan sejumlah antisipasi atas kemungkinan terjadinya bencana agar penyelenggaraan libur Nataru dapat berlangsung dengan lancar.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Fajar Setyawan menyatakan, khusus menghadapi Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto telah melaksanakan rapat koordinasi yang dihadiri oleh seluruh kepala pelaksana BPBD di 34 provinsi.
"Ditegaskan bahwasanya seluruh provinsi harus sudah melaksanakan mitigasi dan kesiapan menyongsong Nataru yang dihadapkan dengan potensi bencana yang mungkin terjadi di daerahnya masing- masing," kata Mayjen TNI Fajar Setyawan dalam konferensi pers Prediksi Cuaca dan Antisipasi Bencana Jelang Nataru, pada Jumat (22/12/2023).
Dengan beralihnya musim kemarau menuju musim penghujan, jelas dia, kemungkinan yang berpotensi terjadi adalah bencana banjir, banjir bandang, tanah longsor, gelombang tinggi atau pasang dan banjir rob.
"Ini yang mungkin paling terjadi. Karena sudah terjadi di beberapa daerah contohnya sebagian Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kalbar, dan Kalimantan Tengah, yang sebagian daerah sudah terjadi banjir," jelas dia.
Menurut dia, wilayah yang diprediksi mengalami hujan kategori tinggi (>150 mm/dasarian) meliputi sebagian Aceh bagian barat, sebagian Riau bagian barat, sebagian Kalbar bagian utara, sebagian Sulsel bagian selatan dan sebagian Papua bagian tengah.
Kondisi Sifat Hujan Indonesia diprediksi relatif normal, namun ada beberapa daerah sifat hujan di atas normal, yaitu sebagian Aceh, Sumatra Utara, Riau, Kalbar, Kep. Riau, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Selatan dan Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
Seluruh wilayah Indonesia kecuali Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara memiliki peluang terjadinya hujan dengan intensitas sedang.
Oleh karena itu, perlunya meningkatkan kesiapsiagaan bencana banjir dan tanah longsor terutama di daerah dengan peluang hujan tinggi.
Dalam rapat koordinasi, jelas dia, BNPB menekankan beberapa tahapan antisipasi dan siaga darurat banjir dan tanah longsor Periode Libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
"BNPB telah mengintruksikan kepada seluruh daerah untuk melaksanakan apel kesiapsiagaan," kata dia.
BNPB juga meminta kepala daerah untuk menerbitkan SK Darurat (Siaga/Tanggap/Transisi) di Provinsi/Kab/Kota.
"Itu menjadi penting. Tanpa itu, BNPB tidak bisa memiliki akses masuk untuk memberikan sumber daya kepada daerah ketika terjadi bencana. Sehingga kita tegaskan, harus diterbitkan," jelas dia.
Daerah juga dihimbau untuk mengajukan permohonan dukungan alat, perangkat, dan anggaran kepada BNPB
Berkas permohonan diajukan kepada Kepala BNPB paling lambat Jumat, 22 Desember 2023 pukul 16.00 WIB.
Seluruh daerah pun diminta segera melakukan operasional mitigasi dan kesiapsiagaan (penguatan tanggul dan lereng, pendalaman saluran, penyiapan logistik dasar pengungsi, makanan siap saji, dan kebutuhan lainnya).
BNPB pun telah mengeluarkan Surat Edaran diterbitkan untuk daerah-daerah yang dilalui jalur mudik dengan tingkat kerawanan bencana (prioritas Prov. Lampung, Bali dan provinsi-provinsi di Pulau Jawa).
Isi surat edaran menerangkan bahwa dalam rangka siaga darurat bencana libur natal dan tahun baru, daerah dihimbau untuk membuat Pos Komando, mempersiapkan rencana operasi dan menggelar peralatan
"Sehingga nanti bisa diantisipasi ketika terjadi bencana sudah tahu apa yang harus diperbuat," jelas dia.
BNPB juga melakukan monitoring dan pemantauan melekat di posko- posko mulai dari wilayah Banten, Lampung, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur hingga Bali.
Ia pun menghimbau kepada masyarakat yang akan melakukan perjalanan untuk selalu memantau prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG atau pihak berwenang lainnya.
Mempelajari dan memahami jalur evakuasi terdekat apabila terdapat potensi bencana hidrometeorologi.
Memeriksa kondisi kendaraan ketika akan bepergian dan memastikan kondisi kendaraan dapat menempuh medan saat terjadi hujan.
Masyarakat pun diminta untuk tetap waspada ketika akan berkunjung ke tempat objek wisata.
Ketika hujan lebat, kemungkinan debit sungai akan mendadak meluap. Tanah longsor juga kemungkinan bisa terjadi.
Kemudian, untuk wisata pantai tetap waspada potensi gelombang tinggi atau pasang, arus pusaran dan banjir rob.
Sedangkan di objek wisata pegunungan atau bukit, hal yang paling mungkin terjadi adalah bencana tanah longsor saat curah hujan tinggi, banjir lahar dingin, dan tanah bergerak.