- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Senin, 4 November 2024 | 20:43 WIB
: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas,./Foto istimewa/Humas Kemenag
Jakarta, InfoPublik – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama untuk mengevaluasi penyelenggaraan ibadah haji tahun 1445 H/2024 M. Dalam kesempatan tersebut, Menag menekankan pentingnya evaluasi mendalam untuk meningkatkan kualitas layanan haji di masa mendatang. Salah satu isu utama yang dibahas adalah kepadatan di Mina, yang menjadi perhatian serius bagi pemerintah.
“Saya selalu mengingatkan bahwa detail sangatlah penting. Kita harus melihat secara mendalam agar mengetahui kekurangannya dan tidak memberikan celah sedikit pun. Terkait dengan Mina, saya sudah sempat berdiskusi dengan Menteri Haji Arab Saudi mengenai kemungkinan pembuatan tenda berlapis (double deck) agar dapat menampung lebih banyak jemaah,” ujar Menag Yaqut Cholil Qoumas, Kamis (8/8/2024).
Menurut Menag, pihak Arab Saudi merespons bahwa rencana tersebut mungkin baru dapat direalisasikan dua tahun lagi, sehingga kondisi Mina tahun depan diperkirakan masih sama seperti tahun ini. Oleh karena itu, Menag meminta jajarannya untuk membahas skema tanazul secara detail dan sistemik sebagai solusi untuk mengatasi kepadatan tersebut.
Tanazul, menurut Menag Yaqut, bisa menjadi solusi seperti halnya Murur, yang telah terbukti efektif mengurangi kepadatan di Muzdalifah. “Saya minta kepada Pak Dirjen beserta jajarannya untuk memikirkan bagaimana Tanazul ini bisa diterapkan secara sistemik dan menjadi solusi atas kepadatan di Mina,” tegas Menag, yang akrab disapa Gus Men.
Tanazul adalah mekanisme di mana jemaah memisahkan diri dari rombongannya dan memilih untuk kembali ke hotel di Makkah lebih awal, sehingga tidak tinggal di tenda Mina. Gus Men berharap ke depan, tanazul bisa dilakukan dengan lebih sistemik dan terukur, bukan hanya secara individual seperti yang terjadi selama ini.
Selain membahas kepadatan di Mina, Menag juga meminta forum Rakernas untuk mengevaluasi sejumlah isu lainnya, seperti perbaikan strategi Murur dan peningkatan ekosistem ekonomi haji. Mengenai Murur, Menag menekankan bahwa persiapan harus dilakukan sejak awal, dengan identifikasi jumlah jemaah yang akan mengikuti skema tersebut agar persiapan dapat dilakukan secara matang.
Terkait ekosistem ekonomi haji, Menag Yaqut menyoroti bahwa potensi ekonomi haji harus lebih dioptimalkan. Tahun ini, Indonesia berhasil mengekspor lebih dari 70 ton bumbu nusantara untuk kebutuhan katering jemaah haji, namun jumlah ini masih jauh dari potensi yang mencapai 300 ton. Selain itu, Indonesia juga mengekspor 1,7 juta kemasan makanan siap saji, meskipun potensi kebutuhannya mencapai lima hingga enam juta kemasan.
“Presiden Jokowi berulang kali menyampaikan bahwa haji ini tidak hanya menjadi cash out, tetapi juga harus ada cash in yang bermanfaat bagi kesejahteraan bangsa dan negara,” ungkap Menag Yaqut.
Gus Men berharap agar potensi ekonomi haji ini dapat dioptimalkan pada tahun mendatang, baik dalam hal pengadaan bumbu, makanan siap saji, lauk pauk, maupun potensi lainnya. "Potensinya masih sangat besar, dan kita semua berharap tahun depan bisa lebih optimal lagi," tutupnya.