Kemenkes Bersama UNDP dan WHO Luncurkan GCF

: Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam Peluncuran Green Climate Fund/Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Selasa, 30 April 2024 | 18:56 WIB - Redaktur: Untung S - 142


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kesehatan bersama United Nations Development Programme (UNDP) dan World Health Organization (WHO) menyepakati kerja sama untuk membangun sistem kesehatan yang tahan terhadap perubahan iklim dengan pendanaan dari Green Climate Fund (GCF).

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan dampak perubahan iklim sangat berpengaruh pada kesehatan manusia, khususnya berkaitan dengan penyakit menular dan penyakit tidak menular.

“Itu sebabnya kita di kesehatan harus siap. Seharusnya, semua hewan yang kemungkinan besar berinteraksi lebih sering dengan manusia harus diskrining terlebih dahulu untuk patogen, virus, dan bakterinya," kata Menkes Budi melalui keterangan resminya Selasa (30/4/2024).

Bahkan, lanjutnya jika bisa diteliti dilevel hewan. Karena jika menunggu terjadi ke manusia sudah telat dan lebih mahal untuk mengatasinya. Upaya merealisasikan hal tersebut membutuhkan anggaran besar.

Untuk itu, proyek ini dilaksanakan dengan menggandeng institusi global seperti UNDP dan WHO. Menkes Budi menjelaskan, kedua institusi global itu berperan sebagai katalisator untuk menarik keterlibatan organisasi global lainnya.

Sebagai bagian dari proyek global GCF yang mencakup 17 negara, proyek di Indonesia akan dirancang untuk meningkatkan ketahanan iklim layanan kesehatan melalui solusi adaptasi dan mitigasi iklim.

Komponen adaptasi melibatkan penguatan dan integrasi sistem peringatan dini untuk penyakit terkait iklim. Dalam upaya mitigasi, inisiatif ini bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca dari fasilitas kesehatan.

Setiap negara akan melaksanakan proyek sesuai dengan keadaan uniknya untuk memastikan pendekatan yang disesuaikan dengan konteks.

Di Indonesia, proyek ini bertujuan membentuk sistem kesehatan nasional yang tahan terhadap perubahan iklim dan berkelanjutan, mengurangi emisi gas rumah kaca dari sistem kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan, serta meningkatkan pendanaan untuk tindakan transformatif terhadap risiko kesehatan terkait iklim.

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim, serta mempromosikan sistem kesehatan yang tahan terhadap perubahan iklim dan rendah karbon yang berkelanjutan.

Officer in Charge of UNDP Indonesia Sujala Pant mengatakan UNDP percaya bahwa perubahan iklim merupakan isu yang saling terkait.

Karena itu, UNDP terus mengintegrasikannya dihampir semua bidang kerja mereka sambil terus mencari cara untuk mengembangkannya dan menemukan solusi yang dapat memberikan respons yang lebih baik terhadap dampak perubahan iklim di masa depan.

“Oleh karena itu, kolaborasi ini sangat penting bagi kami,” kaua Sujala.

Perwakilan WHO untuk Indonesia Dr. N. Paranietharan mengatakan perubahan iklim adalah ancaman kesehatan terbesar yang dihadapi umat manusia, dan WHO berkomitmen untuk meresponsnya.

Peluncuran inisiatif ini menandai langkah maju yang berani bagi Indonesia, yang sangat rentan terhadap dampak kesehatan perubahan iklim.

"Juga akan mempercepat kemajuan menuju masa depan yang lebih sehat, lebih hijau, lebih tangguh, dan lebih berkelanjutan bagi semua orang,” kata Paranietharan.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Minggu, 19 Mei 2024 | 09:09 WIB
Menkes Beri Tiga Pesan ke Dewan Pengawas RS dan Poltekkes
  • Oleh Putri
  • Minggu, 19 Mei 2024 | 09:08 WIB
Upaya Pencegahan Hipertensi dengan PATUH dan CERDAS