Tantangan Pemberantasan Judi Online Lebih Berat daripada Offline

Jakarta, InfoPublik – Tantangan dalam melakukan pemberantasan terhadap judi online dinilai lebih berat daripada memberantas judi offline, karena banyak pelaku atau bandar judi online bersembunyi di luar wilayah Indonesia.

"Judi online itu kan borderless, lintas negara, servernya bisa ada di mana-mana, kalau judi offline lebih gampang mengaturnya, kalau judi online kan susah, kita kayak menghadapi hantu," kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, dalam keterangannya terkait Podcast Total Politik di Jakarta, seperti dilansir pada Kamis (25/4/2024).

Budi Arie menegaskan prioritas utama pemerintah adalah melindungi rakyat kecil dari jerat judi online dengan melakukan pemutusan akses terhadap situs-situs praktik haram tersebut.

Namun bandar judi online dinilai semakin kreatif dengan selalu membuat situs baru dan melakukan peretasan pada situs-situs pemerintah.

Oleh karena itu, Pemerintah tengah berupaya untuk berkomunikasi dengan negara-negara tetangga yang melegalkan perjudian agar mencegah para bandarnya beroperasi atau masuk ke Indonesia.

"Walaupun di sana legal, jangan imbasnya di sini dong," tegasnya.

Menurut Budi Arie banyak rakyat kecil terjerat judi online karena merasa hal tersebut merupakan cara untuk menjadi kaya.

"Rakyat kecil harus kita lindungi karena mereka salah menafsirkan judi dalam kehidupan mereka, mereka menjadikan judi impian mereka, nggak ada orang kaya karena judi, itu mimpi yang salah," jelas Menkominfo.

Dia juga menyatakan masyarakat yang bermain judi online berasal dari tingkat perekonomian yang berbeda-beda.

Namun, masyarakat ekonomi rendah lah yang paling terdampak oleh judi online.

"Yang taruhannya Rp200, Rp500 sekali main paling habis Rp5 ribu, Rp10 ribu, itu dulu kita lindungi," tutup Budi Arie Setiadi.