:
Oleh Eko Budiono, Selasa, 19 Juli 2022 | 14:42 WIB - Redaktur: Untung S - 163K
Jakarta, InfoPublik – Perkembangan teknologi digital telah memberikan dampak positif dan negatif terhadap masyarakat, khususnya kepada generasi milenial dan generasi Z (generasi yang lahir pada rentang 1996 hingga 2012).
Dampak positif terknologi digital antara lain mempercepat komunikasi dan mempermudah pekerjaan, sedangkan dampak negatifnya antara lain menumbuhkan individualisme, fitnah, dan sikap anti sosial.
Hal tersebut disampaikan Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jazuli Juwaini, dalam Webinar Literasi Digital Kecakapan dan Literasi Digital untuk Generasi Milenial, yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (DJIKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bekerja sama dengan DPR RI, di Jakarta, Kamis (19/7/2022).
“Sangat diperlukan kecerdasan digital menyikap kemajuan teknologi, utamanya dari generasi Z dan milienial yang jumlahnya mencapai 67,69 persen dari populasi penduduk Indonesia,” kata Jazuli.
Jazuli mendorong agar generasi milenial dapat memiliki kecakapan digital melalui literasi data dan teknologi.
“Generasi milenial harus menguasai teknologi digital dan jangan menjadi korban," katanya.
Legislator dari daerah pemilihan Banten II (Kab. Serang, Kota Cilegon, dan Kota Serang) ini menuturkan, kemajuan teknologi digital juga berdampak terhadap infiltasi atau penyusupan paham asing seperti liberalisme atau paham kebebasan.
Menurut Jazuli, selain liberalisme, terorisme dan komunisme harus diwaspadai oleh masyarakat.
Jazuli menuturkan, perlunya benteng yang kuat agar tidak menjadi korban kemajuan teknologi.
Jazuli menambahkan, saat ini Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari Indoensia berada di peringkat 107 dari 189 negara, dan Indeks Daya Saing berada di peringkat ke-50.
“Kita harus bekerja keras agar IPM yang dimiliki Indonesia bisa membaik, dan salah satunya dengan menambah pengetahuan dan minat baca,” katanya.
Foto: dpr.go.id