Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan Diproyeksi Menguntungkan

:


Oleh Wahyu Sudoyo, Senin, 24 Januari 2022 | 12:24 WIB - Redaktur: Untung S - 470


Jakarta, InfoPublik - Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan yang diluncurkan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDTT), diproyeksi akan mendatangkan keuntungan minimal Rp300 juta per tahun.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar, menjelaskan keuntungan tersebut didapat dari adanya perpaduan berbagai jenis usaha, mulai dari peternakan sapi, kambing, ayam, ikan air tawar, tanaman hortikultura, hingga pengolahan pupuk organik.

"Saya yakin dan saya optimis bahwa program ini akan berjalan dan salah satu contoh yang paling bagus ini bisa berasal dari Kabupaten Bandung,” ujar Mended PDTT  dalam keterangannya di laman resmi kemendesa.go.id, saat acara kunjungan kerja ke Kawasan Agrowisata Peternakan Terpadu Berkelanjutan unit usaha Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUM Desa Bersama) Waluya Balarea, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat pada Senin (24/1/2022).

Lebih lanjut Mendes PDTT menjelaskan, pada peternakan ayam, dengan jumlah ayam sekitar 436 ekor akan mendapatkan keuntungan Rp7 juta perbulan jika sudah produktif.

Pada peternakan sapi, dengan modal Rp160 juta untuk membeli 10 ekor anakan sapi diperkirakan akan menghasilkan sekitar Rp250 juta saat musim kurban dan akan bertambah dengan menjual pupuk organik, bio urine, sayur mayur dan lainya.

“Insyaallah akan memberikan satu harapan yg bagus utamanya untuk peningkatan gizi masyarakat," imbuh Mendes PDTT.

Menurutnya Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan dimaksudkan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pangan nasional, khususnya pangan hewani.

Program tersebut telah dimulai sejak 2021 dengan sasaran Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUM Desa Bersama) yang melibatkan 5-10 desa yang berdekatan.

"Makanya kita buat juga konsepnya terintegrasi dengan desa-desa lainnya serta konsepnya full bantuan karena harus ada kemandirian," jelas Abdul Halim Iskandar.

Foto: Mugi/Humas Kemendes PDTT