Kemenag: Kunci Pemulihan Pendidikan adalah Guru

:


Oleh Wandi, Jumat, 26 November 2021 | 07:32 WIB - Redaktur: Untung S - 357


Jakarta, InfoPublik - Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Muhammad Zain, mengatakan kunci pemulihan pendidikan dari dampak pandemi COVID-19 adalah peran aktif para guru sebagai garda terdepan.

Ia menambahkan saat ini kreativitas para guru di wilayah terpencil adalah karena kendala internet dan untuk memastikan proses pembelajaran tetap berjalan tanpa beban berat pada kuota internet, para guru memberikan pendidikan melalui voice note atau rekaman suara.

“Kunci pemulihan pendidikan adalah para guru, karena itu, selain perlindungan kesehatan, kompetensi guru juga harus terus ditingkatkan. Hal ini diperlukan karena tugas utama guru tidak hanya melakukan transfer ilmu pengetahuan melainkan juga menanamkan karakter baik," kata Muhammad Zain dalam dialog bertema Peran Aktif Guru dalam Pemulihan Pendidikan di media center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9)-KPCPEN, Kamis (25/11/2021).

Menurutnya, upaya peningkatan kompetensi, di antaranya, para guru didorong untuk akrab dengan budaya digital. Dalam hal ini, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Kominfo menggelar program Madrasah Makin Cakap Digital untuk melatih setiap insan pendidikan lebih nyaman berinteraksi dengan digital culture.

Selain itu, guru juga diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengakses isi perpustakaan nasional.

Penanganan kesehatan di dalam lingkungan madrasah, kata Zain, lebih mudah dikontrol karena merupakan lingkungan tertutup. Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas juga sesuai dengan aturan yang berlaku, dan semua insan pendidikan yang terlibat telah mendapatkan vaksinasi. Namun demikian, Zain tetap menekankan perlunya memberikan literasi kesehatan bagi anak didik.

“Agar anak-anak mengerti bahwa virus itu ada. Ini proses yang harus kita lalui,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia, Unifah Rosyidi, menyatakan bahwa pandemi COVID-19 tidak hanya mendorong kemandirian murid dalam belajar, melainkan juga menggairahkan guru untuk menemukan cara-cara baru dalam mengajar.

“Yang paling dibutuhkan guru abad ini adalah yang relate (sesuai, berhubungan) dengan kebutuhan anak,” tegas Unifah.

Dengan demikian, transformasi kurikulum juga diperlukan agar dapat bersifat dinamis dan sesuai kebutuhan yang ada. Menurutnya, saat ini, selain kompetensi ilmu pengetahuan, keterampilan dan karakter juga harus diperhatikan.

Ia menyebutkan, guru dapat merumuskan pembelajaran bersama siswa sesuai kompetensi dan kebutuhan, serta mendorong pembelajaran yang bersifat personalize learning.

Unifah meyakini saat ini, sumber belajar bisa didapatkan di mana saja, sedangkan di kelas, murid dan guru dapat menyelenggarakan hal-hal seperti komunikasi, kolaborasi, atau memecahkan masalah. Ia optimis para guru Indonesia dapat memulihkan pendidikan.

Sementara, menurut guru sekaligus Influencer, Mardimpu Sihombing, guru adalah agen perubahan, penggerak, pembelajar. Guru diharapkan memberikan ide untuk perubahan dalam pendidikan.

“Guru harus menghamba pada anak didik. Harus diciptakan sistem pendidikan yang terfokus pada peserta didik dan dapat mengidentifikasi minat bakat peserta didik,” tutur guru yang dikenal karena konten pembelajaran melalui media Tiktok ini.

(Foto: Tangkapan Layar Youtube FMB9/InfoPublik/Untung S)