Pahlawan Nasional - Sultan Baabullah dari Provinsi Maluku Utara

:


Oleh Elvira, Selasa, 10 November 2020 | 10:17 WIB - Redaktur: Elvira - 2K


Jakarta, InfoPublik - Sejak tahun 1959 setiap tahunnya dalam peringatan Hari Pahlawan, Presiden memberikan anugerah Gelar Pahlawan Nasional kepada tokoh-tokoh yang telah berjasa dan berkontribusi besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Tahun ini Presiden menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada enam tokoh. Mereka adalah Sultan Baabullah dari Provinsi Maluku Utara, Macmud Singgirei Rumagesan – Raja Sekar dari Provinsi Papua Barat, Jenderal Polisi (Purn) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo dari Provinsi DKI Jakarta, Arnold Mononutu dari Provinsi Sulawesi Utara, MR. SM. Amin Nasution dari Provinsi Sumatera Utara, dan Raden Mattaher Bin Pangeran Kusen Bin Adi dari Provinsi Jambi.

Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional diselenggarakan di Istana Negara pada 10 November 2020 pukul 10.00 WIB dengan Inspektur Upacara Presiden RI. Hadir mendampingi Presiden, Menteri Sosial Juliari P. Batubara.

Dalam UUD 1945 Pasal 15 meyatakan bahwa Presiden memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur pelaksanaannya dengan UU Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan.

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. Ungkapan ini menjadi sebuah prinsip yang negara kita pegang teguh," kata Mensos Juliari.

Pemberian gelar Pahlawan Nasional bertujuan untuk penghargaan kepada mereka yang telah berjasa besar mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan NKRI. Selain itu juga menumbuhkembangkan sikap keteladanan bagi setiap orang dan mendorong semangat melahirkan karya terbaik bagi kemajuan bangsa dan negara.

Sultan Baabullah dari Provinsi Maluku Utara:

- “Penguasa 72 Negeri : Tak hanya mengusir penjajah, Sultan Baabullah juga kondang sebaga penguasa yang arif dan dicintai karena mampu memberikan kemakmuran saat memimpin, bahkan di 72 Negeri di wilayah Kepulauan Maluku”

- “Di luar kepulauan Maluku, Sultan Baabullah dianggap sebagai tokoh pemersatu sehingga tak sedikit kerajaan nusantara memilih bernaung di bawah panji-panji Kesultanan Ternate. Perwakilan Kesultanan yang disebut Sangaji hadir di berbagai daerah, dari Jawa, Sumatera, hingga Papua. Adapula di Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur, hingga di wilayah Timor Leste”

- Usai mengusir penjajah Portugis dari Ternate, Sultan Baabullah membawa Kesultanan Ternate menjadi sentral perdagangan cengkih di kepulauan Maluku. Tahun 1579 hingga 1580, Kesultanan Ternate bahkan mampu menjalin hubungan perdagangan internasional, salah satunya kerjasama dengan Kerajaan Inggris. (TR/Elvira)