BNPB Sarankan Media Siarkan Konsep Sister Village di Bali

:


Oleh H. A. Azwar, Minggu, 24 September 2017 | 19:22 WIB - Redaktur: Juli - 141


Jakarta, InfoPublik - Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyarankan awak media, agar saat liputan bencana jangan sedikit-dikit tanya ke pengungsi, apakah sudah menerima bantuan dari pemerintah.

Pasalnya, menurut Sutopo, banyak hasil penelitian menunjukkan pertanyaan media tersebut justru melemahkan kapasitas masyarakat. Sebagian besar pasti mengatakan belum. Kalau pertanyaan itu ditanyakan ketika lebih dari 3 hari di pengungsian tidak apa-apa. Tapi pengungsi baru sehari disitu lantas ditanyain media seperti itu.

"Konsep sister village sudah diterapkan masyarakat Bali. Di Klungkung ada masyarakat yang menyediakan lahan untuk penampungan ternak sapi. Juga di dekatnya tempat pengungsi untuk warga yang memiliki sapi. Masyarakat menyediakan itu dengan gratis bahkan menyampaikan informasinya ke medsos disertai no HP. Ini luar biasa. Spontanitas dan gotong royong yang muncul karena solidaritas masyarakat," ungkap Sutopo, Minggu (24/9).

Sutopo juga mengingatkan media akan pentingnya informasi dalam penanganan bencana. "Sebab, media mampu memengaruhi keputusan politik, mampu menyelamatkan manusia, mampu mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat. Sering apa yang ada di benak masyarakat adalah apa yang media sampaikan ke publik saat bencana. Ini kata buku cetakan PBB," beber Sutopo

Dijelaskan Sutopo bahwa konsep sister village jarang sekali ditemukannya di daerah lain di Indonesia. "Tapi, di Bali langsung banyak sekali. Bahkan di mana-mana menawarkan bantuan, baik tempat tinggal untuk pengungsian, ternak, sembako, dan lainnya. Pengungsi banyak yang menempati titik- titik yang tidak disiapkan di tenda. Tapi justru dari masyarakat," kata Sutopo.

Untuk itu, Sutopo berharap agar media mengangkat konsep tersebut. "Jangan hanya masalah jumlah pengungsi, bantuan terlambat, dan lainnya. Ini perlu digali karena ini modal sosial yang luar biasa," pinta Sutopo.

Ia menambahkan, di Jepang hampir 80 persen masyarakat menangani dirinya sendiri dan keluarganya saat terjadi bencana sampai 3 hari. Setelah itu bantuan baru berdatangan.

"Mohon media mengangkat hal ini di Bali. Jangan dilemahkan ketangguhan masyarakat dengan sedikit sedikit minta bantuan ke pemerintah," pungkas Sutopo.