Menristekdikti: Hasil Riset Jangan Berhenti di Laboratorium

:


Oleh Wawan Budiyanto, Sabtu, 23 September 2017 | 15:36 WIB - Redaktur: Juli - 175


Jakarta, InfoPublik - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, jumlah publikasi dan riset Indonesia pada September 2017, sudah di angka sekitar 11.000 lebih.

Menurutnya, jika publikasi dan riset tersebut banyak tentang hasil riset yang dibutuhkan industri, maka hilirisasi produk akan berjalan dengan baik karena dibutuhkan industri.

"Tidak cukup riset berhenti di laboratorium, tapi harus dihilirisasi. Itu mengapa teaching industry penting dilakukan," kata Menristekdikti dalam keterangan, Sabtu (23/9) pada acara peresmian teaching industry Universitas Diponegoro (Undip) dan penyerahan secara simbolis generator ozon pada 3 kelompok tani di Kampus Undip, Semarang, Jawa Tengah.

Teaching industry akan meningkatkan kerja sama triple helix (akademisi, Pemerintah dan industri). Menristekdikti menekankan bahwa tidak bisa dipungkiri nantinya perubahan pola perkuliahan di Perguruan Tinggi dengan cara e-learning.

"Teknologi sudah maju, jangan tertinggal dengan Negara lain. Kita harus selalu siap dengan perubahan zaman yang mau tak mau menggunakan teknologi informasi dan inovasi baru," tegas Nasir.

Undip berkomitmen untuk terus melahirkan lulusan yang kompeten, terutama pada beberapa bidang yang menuntut keahlian lebih. Hal tersebut dilakukan dengan memantapkan berlangsungnya pola akademik teaching industry di Undip dengan menitikberatkan pada industri berbasis teknologi plasma untuk pangan.

"Program teaching industry merupakan pola akademik yang kini sangat dibutuhkan oleh dunia industri," kata Nasir.

Sementara itu, Rektor Undip Yos Johan menekankan bahwa fungsi adanya teaching industry ini untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa. Pentingnya teaching industry di Universitas, karena praktik di lapangan akan mulai membiasakan mahasiswa untuk bekerja atau membentuk industri baru.

Undip bercita-cita sebagai research university, indikatornya menghasilkan dan menghilirisasikan inovasi. Salah satu hasil teknologi yang sudah dihasilkan dan dihilirisasikan oleh Undip untuk teaching industry adalah mesin generator ozon yang sudah diserahkan oleh Menristekdikti Mohamad Nasir kepada kelompok tani dengan nama D'Ozone.

"Fungsi D'Ozone ini menggunakan teknologi plasma penghasil ozon untuk memperpanjang masa simpan daging, ikan, sayur dan buah. Teknologi ini juga dapat menurunkan kadar residu pestisida pada sayuran dan buah-buahan, mengurai senyawa organik dan mengoksidasi logam berat, dengan kandungan gizi, rasa dan warna tetap terjaga. Jadi petani, peternak, maupun nelayan bisa lebih efisien secara ekonomis untuk produk-produk yang dihasilkan," kata M Nur penggagas Teaching Industry.

Saat ini menurutnya, Undip juga sedang kembangkan terobosan baru untuk mempergunakan ozon di dalam teknologi Kedokteran. Antara lain untuk teknologi cuci darah, kanker, dan teknologi pengobatan lain.