Menkes Minta Masyarakat Galakkan Gerakan Sejuta Skop

:


Oleh Juliyah, Kamis, 18 Februari 2016 | 03:07 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 364


Jakarta, InfoPublik - Intensitas curah hujan yang tinggi diperkirakan mereda Maret mendatang, namun karena dipengaruhi La Nina Hujan diperkirakan masih akan terus berlangsung antara April hingga Agustus.

Guna mewaspadai berbagai risiko penyakit yang mungkin muncul, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek  mengimbau masyarakat untuk menggalakkan Jumat bersih atau Minggu bersih dan gerakan sejuta skop.

"Gerakan sejuta skop yaitu memanfaatkan skop untuk mengeruk dan membersihkan saluran-saluran air atau got di lingkungannya dari sampah, termasuk di sekolah-sekolah agar terhindar dari berbagai risiko penyakit yang kerap menghampiri saat musim penghujan yang diiringi banjir," kata Menkes di sela-sela gelar karya Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) di Jakarta, Rabu (17/2).

Imbauan ini disampaikan Menkes sesuai arahan Wakil Presiden saat rapat kesiapsiagaan banjir  belum lama ini, dimana Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan akan berakhir Maret namun akan berganti La Nina dimana akan masuk musim kemarau basah.

"El Nino diprediksi akan melemah lalu menuju La Nina antara April hingga Agustus, kita akan mengalami kemarau basah, artinya hujan masih akan terus menerus terjadi," ujarnya.

Selain itu, agar air dapat terserap tanah, Wapres juga mengimbau masyarakat untuk melakukan penanaman tanaman produktif yang berbuah, supaya tidak ditebang dan masyarakat pun mau menjaganya karena hasilnya bisa dirasakan manfaatnya.

Menurutnya, intensitas curah hujan yang tinggi dan banjir akan dirasakan lebih berat di wilayah Indonesia bagian Barat. "Hujan dan banjir dikhawatirkan bisa berkepanjangan karena La Nina," ungkapnya.

Pada saat curah hujan tinggi, lanjut Menkes, akan membuat banjir dan risiko penyakit pun menjadi lebih tinggi, seperti diare Leptospirosis dan demam berdarah. 

"Diare ini memang sulit diatasi terutama pada anak-anak karena saat banjir anak-anak seringkali banjir-banjiran, berenang-renang dan mandi di air banjir yang  sangat kotor karena bercampur dengan apapun disitu, karena itu perilakunya yang harus diubah, terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)," ujarnya.