:
Oleh H. A. Azwar, Kamis, 18 Februari 2016 | 02:27 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 334
Jakarta, InfoPublik - Menteri Ketenegakerjaan Hanif Dhakiri berharap Indonesia bisa mengambil keuntungan dari peluang baru yang tersedia sebagai dampak dari integrasi ekonomi di kawasan ASEAN.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah dimulai pada akhir tahun 2015 perlu meningkatkan keterampilan tenaga kerja Indonesia yang pada gilirannya akan juga meningkatkan produktivitas di perusahaan.
Mobilisasi tenaga kerja, khususnya di kawasan ASEAN menjadi meningkat dan persaingan di pasar kerja menjadi semakin kompetitif. Untuk dapat bersaing, maka penguatan percepatan peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui penguatan akses dan mutu pelatihan kerja adalah penting dan mendesak untuk dilakukan, kata Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri pada acara SDGs Conference di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (17/2).
Terkait hal ini, menurut Hanif, pemerintah telah melakukan beberapa upaya terobosan, seperti menghapus persyaratan pendidikan formal bagi calon peserta pelatihan kerja dan mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan akses seluas-luasnya bagi pencari kerja.
Hal ini diharapkan mempermudah masyarakat mendapatkan pelatihan keterampilan kerja, baik di Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah maupun di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) milik swasta.
Kami juga mendorong seluruh pihak terkait, untuk meningkatkan proses sertifikasi bagi seluruh lulusan pelatihan, sehingga mereka memiliki bukti keterampilan.
Pemerintah juga terus menggiatkan penyelenggaraan program pelatihan kewirausahaan dan keterampilan kerja bagi calon tenaga kerja, ujarnya.
Sejalan dengan upaya ini, Kementerian Ketenagakerjaan telah melakukan revitalisasi dan membangun Balai-Balai Latihan Kerja yang dapat menjawab kebutuhan pasar kerja. Dalam hal ini, Kemnaker telah melibatkan pihak industri untuk lebih memahami kebutuhan pelatihan kerja yang diperlukan di pasar kerja.
Upaya-upaya tersebut merupakan bagian penting dalam menyiapkan angkatan kerja yang mampu bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Saya percaya, bahwa Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar nomor empat di dunia dan potensi sumber daya alam yang ada, memiliki peluang dan potensi besar untuk dapat menjadi bangsa yang maju dalam persaingan MEA maupun global, tukas Hanif.