:
Oleh Juliyah, Rabu, 17 Februari 2016 | 14:04 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 307
Guna meminimalkan risiko tersebut Kementerian Kesehatan memberikan tips upaya mencegah dan menghadapi banjir, seperti yang ditulis Senin (15/2).
Upaya yang harus dilakukan sebelum banjir diantaranya bagi petugas kesehatan disarankan membuat peta rawan dan jalur evakuasi, menyusun rencana kontijensi (perencanaan kegiatan penanggulangan bencana yang disusun sebelum bencana terjadi), meningkatkan kegiatan penyuluhan kesehatan lingkungan.
Kemudian membentuk tim kesehatan disetiap jejang administrasi, menyiapkan obat dan logistik kesehatan lain PAC, kaporit, kantong sampah dan meningkatkan kemampuan petugas dengan pelatihan, menyiapkan sarana komunikasi dan transportasi juga perlengkapan lapangan seperti tenda velbed dan genset.
Bagi masyarakat diimbau untuk melaksanakan kerja bakti membersihkan saluran air, melaksanakan kegiatan 3M (menguras, menutup dan menimbun) benda-benda yang dapat menjadi sarang nyamuk, membuang sampah pada tempatnya, serta menyediakan bak penyimpanan air bersih.
Upaya Saat Banjir
Bagi petugas kesehatan disarankan untuk mengaktifkan unit pelayanan kesehatan dan membuka pos kesehatan di lokasi, memberikan pelayanan kesehatan dan rujukan, melakukan penilaian cepat kesehatan (Rapid Health Assessment), membuat pencatatan dan pelaporan dampak banjir.
Sedangkan upaya yang harus dilakukan masyarakat saat terjadi banjir diantaranya, lakukan evakuasi keluarga ke tempat yang lebih tinggi, dan matikan peralatan listrik atau sumber listrik.
Kemudian amankan barang-barang berharga dan dokumen penting ke tempat yang aman, ikut mendirikan tenda pengungsian, pembuatan dapur umum, terlibat dalam pendistribusian bantuan, mengusulkan untuk mendirikan pos kesehatan, menggunakan air bersih dengan efisien.
Upaya yang dilakukan pasca banjir yakni petugas kesehatan harus melakukan perbaikan kualitas air bersih, melakukan surveilans penyakit potensi KLB, dan membantu perbaikan kualitas jamban dan saluran pembuangan air limbah.
Masyarakat pun diimbau membersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah, melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), terlibat dalam kaporitisasi sumur gali, dan terlibat dalam perbaikan jamban dan saluran pembuangan air limbah (SPAL).
Banjir disebabkan curah hujan yang tinggi, pasang air laut, erosi dan menumpuknya sedimen yang mengakibatkan pendangkalan dan penyempitan serta sungai membentuk delta di muara, kapasitas air sungai tidak sebanding dengan debit kegiatan manusia, penebangan hutan, perubahan dan pemanfaatan tata ruang yang tidak terkendali.
Faktor lain yang juga menyebabkan meningkatnya potensi banjir yakni kesadaran masyarakat yang kurang seperti membuang sampah sembarang tempat, pemukiman di bantaran, dan pemeliharaan drainase yang kurang.
Penyakit yang seringkali menyertai banjir diantaranya, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), diare, penyakit kulit, kecelakaan (tersengat listrik, tenggelam, terbawa arus), laptospirosis, konjungtivitis dan gigitan binatang.