JARKOM AMC 2024, Kupas Tuntas Jurnalisme Data

: Ketua Tim Audio Visual dan Media Sosial (AVMS) Direktorat Pengelolaan Media Ditjen IKP Kominfo, Dimas Aditya Nugraha di Trans Convention Center, Bandung, Selasa (5/3/2024) memaparkan bagaimana mengolah data dan informasi pemerintah menjadi sebuah produk jurnalistik yang mudah dipahami oleh masyarakat. Foto: Agus Siswanto/InfoPublik


Oleh Isma, Selasa, 5 Maret 2024 | 17:36 WIB - Redaktur: Untung S - 224


Bandung, InfoPublik - Bimbingan Teknis (Bimtek) Jurnalisme Data yang menjadi bagian dari program Jadi Pintar Bareng Kominfo (JARKOM) mengupas secara tuntas bagaimana mengolah data dan informasi pemerintah menjadi sebuah produk jurnalistik yang mudah dipahami oleh masyarakat.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP) terus berupaya meningkatkan kualitas aparatus sipil negara (ASN) di bidang kehumasan, salah satunya melalui program JARKOM.

Kegiatan JARKOM kali ini diselenggarakan di Trans Convention Center, Bandung pada 5 Maret 2024 dimulai pada pukul 09.00-14.00 WIB. Antusias para peserta JARKOM terlihat begitu tingggi dalam kegiatan tersebut. Bahkan, jumlah yang mendaftar untuk mengiktui JARKOM melebihi kuota.

Kegiatan JARKOM juga menjadi salah satu upaya dalam rangka meningkatkan kemampuan jurnalistik pengelola media center daerah.

JARKOM tersebut akan diisi dengan beberapa bimbingan teknis. Antara lain, Bimtek Jurnalisme Data, Mobile Journalism, Media Relation, dan Bimtek Jurnalisme Pemerintah Ramah SEO.

Ketua Tim Audio Visual dan Media Sosial (AVMS) Direktorat Pengelolaan Media DItjen IKP Kominfo, Dimas Aditya Nugraha, mengatakan bimtek Jurnalisme Data terdiri dari dua sesi dengan tema Membuat Infografis dengan Menggunakan Aplikasi Canva.

"Jadi, bimtek Jurnalisme Data ada dua sesi pemateri. Pertama adalah riset dan membuat copywriting untuk infografis. Kedua adalah tentang visualisasi data dan desain infografis," kata Dimas di Trans Convention Center, Bandung, Selasa (5/3/2024).

Dimas yang menjadi Pemateri pada Sesi I mengungkapkan bahwa tujuan bimtek itu adalah supaya data-data statistik pemerintah dan lain sebagainya bisa dibuat dalam kemasan yang lebih dimengerti oleh masyarakat.

Menurut Dimas, Jurnalisme Data adalah pendekatan jurnalistik yang menggunakan data untuk mendukung laporan berita. Penggunaan data yang valid tentunya dapat memberikan kedalaman dan bukti yang kuat dalam cerita jurnalistik.

"Dokumen-dokumen maupun data-data pemerintahan itu banyak sekali bahasanya yang bahasa dewa, bahasa teknokrat, bahasa akademik. Nah, bimtek ini mengupas tuntas bagaimana mengolah dokumen dan data tersebut sehingga bisa dimengerti oleh masyarakat. Jadi masyarakat itu mudah mengerti karena lebih sederhana menyampaikannya," jelas Dimas.

Ia menambahkan, dalam jurnalisme data tentunya menjadi penting untuk menggunakan sumber data yang terpercaya dan sah. Misalnya Badan Pusat Statistik. Selain itu, verifikasi data adalah langkah kunci dalam menerapkan jurnalisme data.

"Namun, patut diingat, Jurnalisme data bukan hanya tentang presentasi angka. Jurnalis juga perlu memberikan analisis yang mendalam tentang apa yang disajikan dalam data itu dan implikasinya," ujar Dimas.

Redaktur Pelaksana Indonesiabaik.id, Andre Finaka yang menjadi Pemateri pada Sesi II, menyampaikan bagaimana merancang infografis dalam membuat jurnalisme data.

Menurut Andre, visualisasi data menjadi unsur penting dalam jurnalisme data, biasanya dalam bentuk grafik

"Visualisasi data adalah sebuah teknik khusus untuk menampilkan data berupa bentuk grafik, diagram, alur. Visualisasi data ditampilkan dalam format yang lebih kompleks dan lengkap, atau satu bagian saja sebagai lampiran atau figure dari sebuah paparan informasi," ujar Andre.

Andre menuturkan, konten visual sendiri telah terbukti sebagai media komunikasi yang lebih dulu ada, mudah dan efektif dibandingkan media lainnya seperti teks maupun audio.

"Itu karena konten Visual lebih mudah dipahami, lebih mudah diingat, lebih menarik perhatian, dan lebih menyentuh emosi," ujar Andre.

Sedangkan Infografis, lanjut Andre, berisi cerita yang berdiri sendiri. Infografis bisa saja menggunakan visualisasi data. Namun, visualisasi data belum tentu disebut infografis.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV SULAWESI TENGAH
  • Jumat, 17 Mei 2024 | 18:21 WIB
Antisipasi Serangan Siber, BSSN Ajak Tingkatkan Kesadaran Keamanan Ruang Digital
  • Oleh MC PROV SULAWESI TENGAH
  • Jumat, 17 Mei 2024 | 17:49 WIB
Dorong Kiprah Komunitas Informasi Masyarakat dalam Pengembangan Smart Village
  • Oleh MC KOTA PONTIANAK
  • Selasa, 14 Mei 2024 | 16:36 WIB
Diskominfotik Kabupaten Kapuas Hulu Studi Banding ke Diskominfo Kota Pontianak
  • Oleh MC KAB BANGKALAN
  • Senin, 13 Mei 2024 | 20:24 WIB
Diskominfo Bangkalan Terima Kunjungan Kerja Diskominfo Jatim