Gubernur Lemhanas: Indonesia Ditakdirkan Jadi Bangsa Bercirikan Kebhinekaan

:


Oleh Yudi Rahmat, Selasa, 20 April 2021 | 11:19 WIB - Redaktur: Untung S - 222


Jakarta, InfoPublik - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo mengatakan Indonesia sudah ditakdirkan sebagai bangsa yang bercirikan kebhinekaan.

“Kita sudah ditakdirkan sebagai bangsa yang bercirikan kebhinekaan, hal tersebut merupakan keniscayaan yang memerlukan respon dalam tata cara hidup bersama," kata Agus Widjojo melalui siaran persnya yang diterima InfoPublik, Senin(19/4/2021).

Menurut Agus, bangsa Indonesia beruntung karena para pendiri bangsa sudah membangun bangsa dengan kesepakatan, salah satunya sepakat menggunakan bahasa Indonesia.“Kita memiliki keberagaman suku bangsa, etnik, agama,” ujar Agus.

Lebih lanjut Agus mengatakan bahwa hidup sebagai bangsa yang bhineka memang tidak mudah. Oleh karena itu, kesepakatan-kesepakatan harus terus ditumbuhkembangkan agar bisa terus hidup berdampingan. Menurut Agus, bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan bangsa dan negara berdasarkan kesepakatan. “Tidak ada cara hidup kita yang didasarkan kepada perimbangan mayoritas minoritas,” tutur Agus.

Menurutnya, ketahanan yaitu kemampuan untuk kembali kepada bentuk asalnya untuk menghadapi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan tertentu.

Agus menekankan bahwa ketahanan memiliki arti pada lingkup sempit dan harus spesifik. Ketahanan juga tidak didapatkan dengan menghancurkan ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan, namun ketahanan didapatkan dengan memperkuat diri.

Agus berpendapat bahwa ketahanan dapat didefinisikan sebagai kapasitas suatu entitas untuk menghadapi kerawanan potensial dan memperlemah probabilitas terjadinya krisis dan meningkatkan kapasitas yang lebih luas untuk menghadapi guncangan.

“Dari perspektif kebijakan, menjadi penting untuk memahami faktor-faktor yang membangun ketahanan suatu negara dalam menghadapi guncangan ekstrem,” kata Agus.

Ia menambahkan bahwa dalam membangun ketahanan nasional dapat melalui pendekatan gatra yang terdiri dari gatra ideologi, gatra ekonomi, gatra politik, gatra sosial dan budaya, serta gatra pertahanan dan keamanan. Kondisi masing-masing gatra tersebut memengaruhi ketahanan nasional.

Apabila gatra dalam keadaan baik, maka dapat dikatakan bahwa ketahanan nasional dalam kondisi baik. Namun, sebaliknya jika salah satu gatra dalam keadaan lemah, maka akan mempengaruhi kondisi ketahanan nasional.

Agus kembali menegaskan bahwa Indonesia sebagai negara demokrasi memang membebaskan perbedaan pendapat, namun pendapat yang ada harus berdasar pada konsensus dasar kebangsaan. Kebijakan yang berangkat dari luar konsensus dasar bangsa dapat dicurigai sebagai niat untuk mengganggu konsensus dasar kebangsaan. “Ini yang terpenting, yaitu konsensus dasar sebagai dasar etika berbangsa dan bernegara,” tegas Agus. (Foto dok Humas Lemhannas)