Menhan Minta Athan RI Teruskan Program Diplomasi Pertahanan

:


Oleh Yudi Rahmat, Kamis, 27 September 2018 | 20:53 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 104


Jakarta, infopublik - Menteri Pertahanan Rymizard Ryacudu meminta para Atase Pertahanan (Athan) RI  di negara-negara sahabat untuk terus melakukan program diplomasi pertahanan dan menentukan  target pengumpulan informasi strategis dihadapkan pada dinamika Geo Politik dilingkungan strategis kawasan diplomasi

 
"Target dan program inilah yang mendasari kebutuhan dan pertanggungjawaban anggarab atase pertahanan,"kata Ryamizard saat memberikan pembekalan kepada 54 Atase Pertahanan KBRI di negara-negara sahabat, di Kemhan, Jakarta, Rabu(26/9).
 
Menurutnya, hakikat dan filosofis pembangunan strategi dan arsitektur pertahanan negara dalam tatanan negara demokrasi sejalan dengan prinsip demokrasi kerakyatan  atau supremacy sipil, otoritas sipil memiliki kewenangan untuk mengendalikan kekuatan militer yang pelaksanaannya di delegasikan kepada Presiden melalui Menteri Pertahanan. Secara poitis, Menhan selaku pembantu Presiden dalam bidang pertahanan memiliki otoritas  tertinggi di dalam mendasain dan menentukan kebijakan strategis pertahanan negara termasuk di dalamnya melaksanakan kontrol demokratis terhadap kekuatan militer.
 
"Dalam hal ini, kedudukan TNI adalah sebagai alat atau instrumen pertahanan negara guna mendukung terwujudnya sasaran arsitektur pertahanan negara sebagaimana saya sebutkan diatas. Sementara itu fungsi Polri adalah sebagai instrumen keamanan dan ketertiban masyarakat,"katanya
 
Menhan mengatakan,  pembamgunan kekuatan pertahanan negara setiap bangsa di dunia diarahkan untuk mewujudkan kawasan dan dunia yang aman, damai dan kesejahteraan. "Inilah yang merupakan esensi dan titik nol arah kompas yang senantiasa perlu  di kalibrasi yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi aktual lingkungan strategis kawasan,"ujarnya.
 
Konsep ini, menurutnya, telah disepakati dan diimplementasikan oleh kawasan Asean, dimana Indonesia telah melewati kebersamaan di dalam Asean selama 51 Tahun. "kebersamaan dalan Asean yang selalu rukun, damai dan bersahabat  Kita selalu dapat menyelesaikan setiap persoalan dan perbedaan pandangan dengan semangat kebersamaan dan persatuan."ujar Rymizard
 
Hal ini menjadi modalitas utama kekuatan kawasan dalam menavigasi berbagai potensi Ancaman dan tantangsn yang selalu silih berganti menghantui kawasan Indonesia.
 
Ia mengatakan, komitmen dan budaya Asean yang juga dikenal dengan "Asean Way" juga menjadi fondasi utama di dalam membangun kerjasama pertahanan sekaligus sebagai arah utams di dalam menyusun arsitektur keamanan demi terwujudnya kawasan Asean yang stabil, aman dan damai.
 
"Dalam merumuskan arsitektur keamanan Kawasan kita perlu selalu mengacu pada penilaian kondisi aktual potensi ancaman kawasan masa kini dan masa yang akan datang."katanya
 
Menurutnya tantangan dan ancamab Asean pada masa kini berbeda dengan ancaman yang kita hadapi 51 tahun lalu. Ancaman tersebut selalu berevolusi secara terus menerus sejalan dengan perkembangan geopolitik lingkungan strategis yang dinamis dan selalu berubah sejalan dengan trend kompetisi global antar kepentingan aktor negara dan aktpr bukan negara.
 
Salah satu titik berat kepentingan Indonesia menurut Menhan, bagaimana mewujudkan stabilitas keamanan dan perdamaian di kawasan yang kondusif sebagai bagian integral dan kepentingan nasional Indonesia dengan mengantisipasi berbagai potensi ancaman bersama dikawasan yang mungkin timbul serta upaya untuk mengatasinya.