Bangladesh Tertarik Sistem Politik dan Ekonomi Indonesia

:


Oleh Wandi, Kamis, 27 September 2018 | 20:58 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 283


Jakarta, Info Publik - Delegasi Bangladesh yang dipimpin Mayor Jenderal Syafiudin Ahmed membawa sekitar 23 orang yang terdiri dari pejabat sipil dan militer Bangladesh mengunjungi Pimpinan DPR RI untuk bertukar pikiran dan pengalaman dalam isu-isu politik dan ekonomi.

Delegasi Bangladesh National Defense Collage atau Lembaga Pertahanan Bangladesh begitu tertarik bertanya banyak hal tentang politik dan ekonomi Indonesia Sementara Fadli didampingi Anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno dan Anggota Komisi IV DPR RI Budisatrio Djiwandono.

“Mereka datang ke Indonesia bersama pejabat sipil dan militer. Mereka ingin mengetahui bagaimana cara sistem demokrasi di Indonesia bekerja, teruatama di DPR. Mereka juga menginginkan hubungan yang lebih baik antara Indonesia dan Bangladesh,” jelas Fadli usai pertemuan yang digelar di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (26/9).

Dari sistem politik hingga posisi Indonesia dalam perang dagang Amerika-China ditanyakan delegasi Bangladesh. Fadli mengemukakan, politik luar negeri Indonesia sangat mengedepankan kepentingan nasional. Dan garis politik luar negeri yang dianut Indonesia adalah bebas aktif. Delegasi Bangladesh sangat tertarik dengan perkembangan politik mutakhir di Tanah Air.

Dalam kesempatan itu, legislator itu juga menyinggung soal isu Rohingya di mana Bangladesh menjadi negara penampung. Fadli menyampaikan, masalah pengungsi Rohingya jadi masalah besar bagi Pemerintah Bangladesh. Indonesia sudah berjuang menyuarakan di forum-forum internasional agar pengungsi Rohingya bisa kembali ke negaranya di Myanmar dengan damai.

“Saya sampaikan bahwa DPR yang menginginkan masalah Rohingya cepat selesai, agar mereka bisa kembali ke Myanmar dan mendapat tempat yang layak di sana. Kekerasan-kekerasan yang terjadi agar dihentikan. Itu telah menelan banyak korban bagi etnis Rohingya. Bangladesh jadi negara yang terkena dampak paling besar. Tentu jadi beban mereka. Ada satu juta pengungsi Rohingya yang ada di Bangladesh,” ungkap Fadli.

Kini, pemerintah Bangladesh harus menanggung semua kebutuhan harian pengungsi, baik makan, sanitasi, dan lain-lain. Pertumbuhan kamp pengungsinya begitu cepat. Tenda-tenda pengungsian begitu banyak berdiri. Tapi, hingga kini belum ada perkembangan penanganan yang berarti di kamp-kamp pengungsian. “Sejauh ini Bangladesh termasuk negara yang luar biasa baiknya untuk menampung pengungsi,” imbuh Fadli