Menag : Formula 553 Jadi Pegangan Setiap Petugas Haji.

:


Oleh Wandi, Minggu, 19 Agustus 2018 | 22:49 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 376


Jakarta, Info Publik - Kurang dari 48 jam lagi, proses pergerakan jemaah haji dari Mekah menuju Arafah akan dilakukan. Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin punya formula 553 yang menjadi pegangan setiap petugas haji.

Pergerakan jemaah haji akan dimulai pada Minggu (19/8) atau 8 Dzulhijah pukul 08.00 pagi. Ada tiga fase pergerakan yakni selain pukul 08.00 adalah pukul 12.00 dan pukul 16.00.

Jemaah kemudian bermalam di Arafah untuk kemudian melakukan wukuf yang dimulai pada Senin (20/8) siang sampai maghrib. Dari situ jemaah akan bergerak ke Muzdalifah lalu kemudian ke Mina, sebagian ada yang ke Masjidil Haram.

Untuk menyukseskan pelaksanaan puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina ini, Lukman yang juga merupakan amirul hajj memiliki formula 553. Formula ini lengkap karena juga mengatur mengenai pergerakan petugas pasca Armina.

"Saya ingin memperkenalkan kepada seluruh petugas kita formula 553. Yang terdiri dari tiga fase," ujar Lukman di Syisyah, Mekah, sebagaiman dilansir MCH, Jumat (17/8). Formula ini pertama kali diperkenalkan pada konsolidasi seluruh petugas haji pada Rabu (15/8) malam.

5 Poin di Fase Pra Armina

Masing-masing angka merujuk pada tiap fase. Di fase pertama yakni pra wukuf, ada lima hal yang harus diperhatikan jemaah haji.

1. Antisipasi Dihentikannya bus shalawat

Lukman meminta petugas haji untuk mengantisipasi setiap imbas dari dihentikannya layanan bus shalawat pada 16 Agustus 2018. Penghentian layanan bus shalawat -- yang disediakan oleh pemerintah khusus untuk melayani jemaah haji di Mekah -- dikarenakan otoritas transportasi Arab Saudi menarik semua bus untuk persiapan menjelang Armina.

"Agar setiap petugas haji mengantisipasi dampak dari dihentikannya petugas Shalawat sebaik-baiknya," ujar Lukman.

2. Antisipasi Disetopnya katering

Hal kedua adalah dihentikannya layanan katering pada jemaah haji sejak 16 Agustus. Penghentian layanan katering ini dilakukan karena pemerintah Arab Saudi mulai memberlakukan pengetatan kendaraan yang melintas di Mekah.

"kita harus pastikan meskipun distribusi katering itu mulai besok berhenti tapi jemaah kita tetap bisa mengakses makanan agar kesehatannya tidak terganggu," ujar Lukman.

3. Kesehatan Jemaah Jelang Wukuf

Lukman meminta tim kesehatan dan petugas umum lainnya untuk memastikan kondisi jemaah haji Indonesia fit menghadapi Armina. Khusus untuk tim kesehatan, Lukman meminta agar dimulai dilakukan pendataan dengan serius siapa saja jemaah yang harus dibawa ke Arafah dengan cara safari wukuf.

"Saya secara khusus meminta mengenai Safari Wukuf agar benar-benar dipersiapkan. Agar seluruh jamaah haji kita semuanya harus bisa seluruh jemaah haji kita berada di Arafah pada waktunya karena itu adalah puncak dari ibadah haji," tutur Lukman.

4. Gencarkan Sosialisasi Armina

Lukman meminta kepada petugas haji untuk menggencarkan sosialisasi mengenai kondisi Arafah, Muzdalifah dan Mina. Jemaah perlu tahu bagaimana gambaran ketika berada di Arafah dan Mina.

"Jemaah-jemaah kita perlu disiapkan secara mental bagaimana hidup dalam tenda di Arafah dan Mina itu. Bagaimana cara kita mencapai Jamarat dari tenda-tenda jamaah, itu menguras tenaga yang tidak sederhana," ujar Lukman.

5. Intensifkan Manasik Haji

"Kelima intensifkan manasik haji yang berkaitan dengan wukuf Arafah Muzdalifah dan Mina," tutur Lukman.

5 Poin Fase Armina

1. Sweeping Mekah 8 Dzulhijah

Fase Armina dimulai pada pergerakan pada tanggal 19 Agustus dari Mekah menuju Arafah. Jemaah akan diberangkatkan dalam tiga fase yakni pagi hari pukul 08.00, pukul 12.00 dan pukul 16.00.

Petugas haju Indonesia akan menyisir hotel-hotel di Mekah guna memastikan tidak ada jemaah yang tertinggal.

"Pada tanggal 19 Agustus setiap petugas kita harus memastikan betul bahwa seluruh jamaah yang ada dalam tanggung jawab kita semuanya harus sudah berada di Arafah setidak-tidaknya pada tanggal 8 zulhijah malam," ujar Lukman.

2. Wukuf

Wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijah (20 Agustus 2018) siang. Lukman meminta petugas memastikan setiap jemaah haji sudah berada di Arafah pada waktunya. Ini perlu ditekankan mengingat adanya jemaah haji Indonesia yang melaksanakan ibadah tarwiyah yakni bergerak dari Mekah ke Mina pada 8 Zulhijah baru kemudian ke Arafah.

"Jemaah yang melaksanakan tarwiyah mereka mungkin baru berada di Arafah pada 9 julhijah pagi hari. Bisa jadi siang hari karena padatnya lalu lintas yang luar biasa menuju Arafah dari semua penjuru yang bisa diakses," ujar Lukman.

3. Arafah Menuju Muzdalifah

Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah pergerakan dari Arafah menuju Muzdalifah pada 20 Agustus malam hari. Lukman mengingatkan mengenai antrean jemaah haji yang tak bisa dihindari. Hal ini terjadi karena adanya pengurangan jumlah bus untuk masing-masing maktab.

"Ingat bahwa ketersediaan bus sangat dibatasi. Apabila dari Mekah menuju Arafah setiap maktab itu disediakan 21 bus, maka ketika dari Arafah menuju Muzdalifah hanya sepertiganya yakni hanya 7 bus untuk setiap maktab. Mengapa? karena dekatnya antara Arafah dan Muzdalifah, sementara perjalanan bus itu taraddudi, secara sirkuler terus beroperasi berputarnya. Jadi bukan karena busnya yang tidak ada. Mengapa harus dikurangi jadi dari 21 menjadi 7 Piece itu semata-mata agar tidak macet," ujar Lukman.

4. Mudzalifah Menuju Mina

Begitu juga dengan Muzdalifah menuju Mina, jumlah bus untuk setiap maktab hanya 7 bus. Akan ada antrean jemaah menunggu bus.

"Ini harus diantisipasi," ujar Lukman.

5. Antisipasi Lempar Jumroh

Poin keempat ini merupakan poin krusial. Lukman meminta jemaah haji Indonesia untuk menghindari jam-jam melempar jumrah yang dilarang oleh pemerintah Arab Saudi. Sudah ada pengaturan mengenai kapan waktu melontar untuk jemaah haji Indonesia.

"Saya minta patuhi betul betul dari jam-jam yang diharamkan menuju jamarat. Itu merupakan ketentuan pemerintah Arab Saudi agar tidak terjadi tumpukan jemaah dalam waktu yang bersamaan yang datang dari segala penjuru negara-negara yang ada di dunia. Diharamkan di sini bukan dalam artian syar'i namun dilarang untuk menghindari kepadatan," ujar Lukman.

Baca juga: Bukan Lagi AC, Tenda di Arafah Kini Andalkan Mist Fan

3 Poin Fase pasca Armina

Pasca Armina, petugas haji tak bisa bersantai begitu saja. Ada jadwal pergerakan jemaah haji meninggalkan Mekah yang harus dikontrol.

1. Langsung Kembali ke Pos Masing-masing

Petugas haji yang terdiri dari tiga daerah kerja, Mekah, Madinah dan bandara harus segera kembali ke posnya masing-masing setelah Armina. Karena berlaku kegiatan normal lagi pasca Armina.

2. Petugas Jeddah-Mekah Kawal Gelombang Pertama

Khusus untuk petugas yang berada di Jeddah dan Mekah, Lukman meminta para petugas untuk memastikan persiapan gelombang pertama kembali ke Tanah Air.

"Karena setelah proses di Armina, gelombang pertama ini akan kembali ke embarkasi di Tanah Air jadi persiapkan kepulangan ini dengan baik," ujar Lukman.

3. Madinah Kawal Gelombang Kedua

Khusus untuk petugas Daker Madinah, mereka harus bersiap untuk mengawal pergerakan jemaah haji gelombang kedua. Mereka adalah jemaah haji yang tiba di Arab Saudi langsung ke Mekah dan belum ke Madinah.

"Untuk mengantisipasi pergerakan jemaah kita yang berada di gelombang kedua, karena mereka setelah Mina bergerak ke Madinah untuk kemudian setelah dari Madinah kembali ke tanah air," pungkas Lukman.