Kepala BIN Budi Gunawan Beri Kuliah Umum di ITB

:


Oleh Jhon Rico, Rabu, 31 Januari 2018 | 23:16 WIB - Redaktur: Juli - 648


Jakarta, InfoPublik - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan memberikan kuliah umum terhadap ratusan mahasiswa di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Di hadapan kurang lebih 800 mahasiswa, Budi menyampaikan kuliah umum  dengan tema Intelijen Indonesia: Institusi, Intuisi, dan Inovasi.

"Biasanya, saya menjadi pengajar di lingkungan Lemdik Polri, STIN, dan lembaga penegak hukum lainnya. Namun, pagi ini saya bangga dan merasa terhormat diundang menjadi dosen tamu di ITB untuk mengisi mata kuliah studium generale," kata Budi dalam siaran pers yang diterima InfoPublik di Jakarta, Rabu (31/1).

Menurut Budi, ITB dan BIN perlu berkolaborasi sebagai pilar sistem inovasi nasional, sebab pola intelijen klasik berupa human intelligence semata sudah tidak bisa lagi menjawab tantangan zaman. Oleh karena itu, saatnya BIN mulai memasuki era intelijen 3.0, dengan menerapkan technology intelligence.

Dia menjelaskan, kerja sama dengan kampus seperti ITB adalah sesuatu yang harus dilakukan. Ia mencontohkan CIA yang bekerja sama dengan Massachusetts Intitute of Technologu (MIT) di Amerika Serikat.

Budi menekankan ITB dan BIN perlu berkolaborasi sebagai pilar sistem inovasi nasional, sebab pola intelijen klasik berupa human intelligence semata sudah tidak bisa lagi menjawab tantangan zaman. Oleh karena itu, saatnya BIN mulai memasuki era intelijen 3.0, dengan menerapkan technology intelligence.

Menurutnya, kerja sama dengan kampus seperti ITB adalah sesuatu yang harus dilakukan. Ia mencontohkan CIA yang bekerja sama dengan Massachusetts Intitute of Technologu (MIT) di Amerika Serikat.

"Kampus papan atas di bidang teknologi adalah tulang punggung lembaga intelijen di berbagai negara maju," tuturnya.

Budi yakin melakukan kerja sama, sebab ITB merupakan institusi uang paling maju dalam bidang teknologi di Indonesia dan memiliki SDM yang mumpuni. Beberapa teknologi yang ada di ITB bisa membantu mengatasi fenomena Cyber War yang berpotensi mengoyak bangsa dan menimbulkan konflik vertikal dan horizontal.

"Selain itu, teknologi drone radar, nuklir, biologi, dan kimia yang dikembangkan di ITB juga sangat berguna untuk keperluan intelijen dan keamanan bangsa ini,” tegas dia.

Dalam kesempatan itu juga, Budi memaparkan sejumlah contoh perkembangan teknologi yang sedang ramai dibicarakan di dunia, seperti cryptocurrency, financial technology, dark web, bots, dan cyber attack.

Budi juga memaparkan tentang sejumlah konsep dan data terkait dinamika global dan arah perubahandunia. Konsep “The Six Ds” (digitized, deceptive, disruptive, demonetized, dandematerialized) menggambarkan bagaimana perkembangan teknologi menjadi driver utama dari perubahan tatanan dunia, termasuk di Indonesia.

Lebih lanjut ia mengatakan, perkembangan teknologi diperkirakan akan menyebabkan anomali transformasi ekonomi seiring dengan perkembangan era kreatif, digital, dan data di Indonesia.

"Dalam konteks inilah Badan Intelijen Negara (BIN) sebagai organisasi intelijen negara memiliki peran sebagia mata dan telinga negara untuk memprediksi, mencegah, mendeteksi, dan merespon perubahan dunia yang berpengaruh terhadap kepentingan nasional dalam aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hingga pertahanan dan keamanan," paparnya.

Dalam menjalankan perannya, BIN menyadari pentingnya pengembangan dan pemanfaatan inovasi teknologi. Namun demikian, inovasi teknologi di Indonesia masih dihadapkan pada sejumlah kendala, seperti ketersediaan fasilitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, dibutuhkan suatu upaya menjawab tantangan dan dinamika global tersebut.

Ia menekankan bagaimana BIN berkomitmen untuk ikut andil dalam upaya tersebut dengan memajukan teknologi dalam negeri, mengoptimalkan SDM nasional, dan mendorong intensifikasi kolaborasi dengan pusat inovasi teknologi.

Budi juga menyampaikan bahwa transformasi institusi BIN tengah digencarkan dalam rangka menciptakan intelijen yang handal dan modern serta mampu lebih cepat memberikan peringatan (warning)terhadap segala potensi ancaman yang akan terjadi. Pembangunan intuisi melalui big data analysis, early warning system, dan intelligent forecasting juga dilakukan untuk meningkatkan performa BIN sebagai mata dan telinga negara.