Kapolri Minta Jajarannya Tangkap Jaringan Teroris Bahrun Naim

:


Oleh Yudi Rahmat, Senin, 19 Juni 2017 | 14:19 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 501


Jakarta, InfoPublik - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Tito Karnavian meminta jajaran kepolisian agar tangkap jaringan teroris Bahrum Naim baik mereka baru punya rencana maupun mengumpulkan bahan-bahan bom yang belum lengkap.

"Semenjak bom Kampung Melayu, saya sudah menginstruksikan kepada jajaran kepolisian  jangan ambil resiko. Mereka yang baru punya rencana, mengumpulkan bahan-bahan bom saja, atau yang belum tangkap saja," kata Tito usai upacara gelar pasukan operasi kepolisian Ramadya Terpusat di Silang Monas Jakarta, Senin(19/6).

Menurutnya, sekarang sudah ditangkap sebanyak 31 orang dan ditahan di Medan, Jambi, Jabar, Jateng, Jatim dan Sulawesi Selatan dan sampai ke daerah Bima yang merupakan jaringan bom kampung melayu. "Jumat lalu sudah ditangkap lagi yang di Bima berikut bom yang sudah jadi bahan peledak THTP," katanya.

Ia mengungkapkan, tertangkapnya jaringan teroris 31 orang itu semua sama rupanya mereka belajar dari online dari Bahrun Naim "kami sudah sampaikan kemarin bahwa kasus Bom Kampung Melayu itu, adalah Iwan dan Ahmad Sukri yang sel kordriyah Bandungraya dan  itu kita sudah menemukan HPnya mereka yang memiliki hubungam langsung dengan Bahrum Naim yang ada di Laka Syria," katanya.

Di samping itu, termasuk cara membuat bom dari Bahrum Naim sama dengan pelaku di Bima NTB jadi sudah ditangkap dan barang buktinya sudah ada. Pelaku yang di Bima tersebut rencana akan menyerang Polsek Oha. "Seperti kita ketahui bahwa di Bima sudah pernah terjadi beberapa kali hampir 4 tahun teralhir ini dan ada yang meninggal anggota polisi ditembak mati oleh kelompok tersebut," ucapnya.

Kapolri mengatakan kelompok teroris ini menganut ideologi yang berdasarkan prinsip ISIS Taqkiri atau Tauhid yang beda dengan Al Qaidah. Taqkiri dengan prinsip siapapun yang berasal bukan dari Tuhan dianggap haram kalau manusia bukan kelompok termasuk muslim juga bisa dibunuh seperti kasus bom Cirebon dimana Kapolres sedang sholat jumat dibom. "Itu bom bunuh diri dibelakang kapolresnya," katanya.

Menurutnya Ini bisa terjadi di dokrin taqkiri dalam salah satu konsep mereka adalah kafir hardi dan kafir dini jadi semua yang bukan kelompok mereka adalah kafir.  Tapi kafir yang agresif hostal yang menyerang mereka dianggap sebagai kafir hardi dalam bahasa Arab adalah perang. Jadi wajib untuk diperangi duluan sedangkan yang lain tidak menyerang mereka dianggap kafir dini. "Suatu saat kalau mereka sudah menguasai maka kafir dini harus membayar pajak pada mereka atau negara yang ia kuasai itulah konsep mereka," ungkap Tito.