Menteri ESDM Sampaikan Pendanaan Transisi Energi

:


Oleh Eko Budiono, Rabu, 18 Januari 2023 | 22:41 WIB - Redaktur: Untung S - 330


Jakarta, InfoPublik - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, mengungkapkan soal pendanaan transisi energi Indonesia saat menghadiri Forum Ekonomi Dunia (The World Economic Forum/WEF) 2023, yang digelar di Davos, Swiss.

Dalam pidato pembukaannya pada workshop "Fast Tracking Energy Transition Investment in Developing Economies", Selasa (17/1/2023) waktu setempat, Menteri Arifin menyampaikan agenda Indonesia dalam transisi energi dan mencapai target net zero emission atau netralitas nol karbon pada 2060 atau lebih cepat.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk membatasi kenaikan suhu global di bawah dua derajat Celcius, sedapat mungkin 1,5 derajat Celcius, dibandingkan dengan tingkat sebelum masa industri, sesuai dengan Paris Agreement.

"Angka itu kelihatannya kecil, tapi ini dapat menciptakan transformasi secara masif, seperti revolusi industri dan inovasi teknologi yang mendatangkan momentum bagi pertumbuhan ekonomi," kata Arifin  melalui  keterangan tertulisnya, Rabu (18/1/2023).

Arifin  menyadari bahwa kemampuan setiap negara berbeda untuk mencapai target yang ditetapkan, namun dirinya menegaskan bahwa komitmen Pemerintah Indonesia tetap sama.

"Tahun-tahun berlalu, namun komitmen kami, pemerintah Indonesia, tetap sama. Kita menyadari bahwa kemampuan setiap negara untuk mencapai target yang ditetapkan di Paris Agreement berbeda-beda, bergantung kepada situasi masing-masing negara dan ketersediaan potensi sumberdaya di negara itu. Itu sebabnya, jalan yang ditempuh akan berbeda pula, mempertimbangkan aspek-aspek di atas," katanya.

Menurut Arifin, menetapkan strategi, program, dan target menuju transisi energi adalah hal yang lebih mudah. Tantangan terbesarnya adalah implementasi nyata menuju transisi energi dan memastikan keterjangkauan energi oleh masyarakat.

"Bagian paling sulit adalah implementasi konkret menuju transisi energi, memastikan keterjangkauan energi oleh rakyat, aksesibilitas dan dekarbonisasi yang berlangsung dalam waktu yang relatif singkat," katanya.

Arifin  menyadari Indonesia dan juga banyak negara lain, terutama negara berkembang, masih mengandalkan sumber energi fosil, sehingga guna mencapai target transisi energi, pemanfaatan sumber energi terbarukan menjadi penting.

"Dalam kondisi demikian, diperlukan komitmen tinggi dan semangat kolaborasi yang kuat, sehingga tidak ada masyarakat yang tertinggal di belakang, terutama yang masih bergantung kepada energi fosil. Bumi di mana kita tinggal telah menyediakan begitu banyak sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT)tanggung jawab kita adalah mengambil manfaat dari sumber daya yang ada untuk kemanfaatan bagi rakyat," sambungnya.

Arifin menekankan soal pentingnya mineral sebagai bahan pendukung yang penting bagi industri untuk transisi energi. "Saya percaya bahwa kita perlu memberikan perhatian lebih untuk mengoptimalkan sumber daya mineral tersebut, termasuk dalam fase pemrosesan," kata Arifin.

Pada kesempatan tersebut, Arifin juga menyampaikan bahwa untuk mencapai target mengurangi emisi yang cukup ambisius, dibutuhkan kemampuan pendanaan yang besar pula.

Tidak semua negara punya kapasitas untuk itu. Negara maju, negara berkembang, dan negara belum berkembang punya kemampuan yang berbeda dalam pendanaan.

"Di sini, kita memerlukan bantuan dan dukungan dari organisasi keuangan untuk menciptakan keseimbangan global melalui mobilisasi pendanaan dengan mekanisme yang sederhana dan lebih mudah dipahami, sehingga bisa diakses dan terjangkau untuk semua," ujar Arifin.

Menteri ESDM Arifin Tasrif (ketiga dari kanan) berbicara dalam Forum Ekonomi Dunia (The World Economic Forum/WEF) 2023 yang digelar di Davos, Swiss, Selasa (17/1/2023) waktu setempat. ANTARA/HO-Humas Kementerian ESDM