Perusahaan Rintisan sektor EBT Didorong Percepat Transisi Energi

:


Oleh Eko Budiono, Rabu, 14 Desember 2022 | 10:18 WIB - Redaktur: Untung S - 419


Jakarta, InfoPublik - Dalam satu dekade terakhir, dunia global tengah menghadapi perubahan iklim. Berbagai kebijakan dan inisiatif telah dikembangkan untuk menghadapi tantangan itu.

Namun, tetap dibutuhkan upaya lebih untuk memastikan transisi energi yang cepat, dan salah satunya dengan mendorong pertumbuhan perusahaan rintisan atau start-up di sektor energi baru dan terbarukan (EBT).

Hal tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat membuka melalui video conference Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Workshop on Clean Energy Start-Ups Forum "Advancing Market Reach and Business Growth" yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, Selasa (13/12/2022).

"Beberapa tahun belakangan ini, konsep 'green growth' telah menjadi topik diskusi anggota ekonomi APEC sebagai jalur pembangunan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. APEC Energy Working Group juga mempromosikan kemajuan energi bersih dan rendah karbon sebagai bagian dari key objective pada APEC Energy Working Group Strategic Plan 2019-2023," kata  Arifin seperti dilansir laman Kementerian ESDM, Selasa (13/12/2022).

Arifin mengatakan, start-up dapat menjadi pelopor bagi generasi muda untuk menunjukkan kontribusi nyata pada sektor energi bersih.

Menurut Arifin, start-up energi bersih hadir dengan berbagai terobosan seperti. beberapa perusahaan yang membangun teknologi surya dan angin.

"Terdapat ribuan start-up energi terbarukan. Start-up itu perlu berfokus pada teknologi, karena teknologi adalah game changer dalam menciptakan sistem energi yang berkelanjutan. Teknologi adalah kunci transisi energi, dan pada akhirnya untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) atau Netralitas Nol Karbon," urainya.

Selain itu, Arifin  mengatakan inovasi harus selalu didorong dan akses kepada penggunaan teknologi harus dibuat lebih inklusif.

Selanjutnya, akses ke teknologi yang terjangkau dan pembiayaan juga harus dieksplorasi secara masif.

Arifib menuturkan, ada beberapa teknologi yang akan berperan besar dalam transisi energi di Indonesia untuk mencapai NZE pada 2060 atau lebih cepat, seperti solar teknologi, termasuk juga sistem integrasi; smart-grid; energy storage; hidrogen; dan kendaraan listrik.

"Indonesia akan membangun 700 Giga Watt (GW) pembangkit EBT, berasal dari energi surya, angin, air, bioenergi, arus laut, panas bumi, dan nuklir," tutur Arifin.

Arifin menyampaikan start-up energi bersih dan emerging business dipandang sebagai instrumen kunci, yang diharapkan memiliki peran yang penting dalam percepatan pengembangan EBT.

"Saya berharap forum ini dapat menjadi hub dalam merevisi sistem energi kita dan memperkuat kolaborasi dan kerja sama dalam mencapai bisnis start-up energi bersih yang berkelanjutan," kata Arifin.

Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Workshop on Clean Energy Start-Ups Forum "Advancing Market Reach and Business Growth" di Nusa Dua, Bali, Selasa (13/12/2022). Foto: esdm.go.id