:
Oleh Dian Thenniarti, Minggu, 9 Oktober 2022 | 22:21 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 419
Jakarta, InfoPublik - Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia memproyeksikan pertumbuhan positif kinerja usaha pada kuartal IV - 2022. Hal ini sejalan dengan upaya intensif perusahaan dalam mengimplementasikan langkah restrukturisasi kinerja secara menyeluruh pada berbagai lini bisnisnya.
Optimisme tersebut turut ditunjang oleh peluang peningkatan permintaan masyarakat pada periode musim puncak (peak season) akhir tahun, serta realisasi aksi korporasi diantaranya melalui optimalisasi alat produksi yang ditunjang oleh percepatan program restorasi armada.
"Sejalan dengan dirampungkannya proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) melalui putusan homologasi Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Garuda Indonesia tengah mengakselerasikan berbagai upaya strategis dalam memaksimalkan langkah restrukturisasi yang mulai dijalankan, di antaranya melalui kesiapan implementasi rights issue sebagai bagian dari tindapermodalan melalui Pernyertaan Modal Negara (PMN) dari Pemerintah," ungkap Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra sebagaimana dikutip InfoPublik pada Minggu (9/10/2022).
Persetujuan proposal perdamaian PKPU dan rencana penambahan struktur kinerja usaha Garuda Indonesia Group yang diproyeksikan tumbuh positif tersebut, lanjut Irfan, turut terefleksikan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Semester 1-2022 yang berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$3,76 miliar.
Selain adanya peningkatan pendapatan usaha sebesar 26,10 persen, serta diiringi penurunan beban usaha sekitar 11,71 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, perolehan kinerja laba rugi komprehensif konsolidasian tersebut turut dikontribusikan dari hasil restrukturisasi keuangan melalui PKPU yang dicatatkan pada laba buku perusahaan.
Sesuai dengan perjanjian perdamaian yang telah disetujui lebih dari 95 persen kreditur, perolehan pendapatan restrukturisasi dikarenakan adanya skema penyelesaian utang kreditur melalui mekanisme haircut dan perpanjangan fasilitas utang.
"Pencatatan pendapatan atas restrukturisasi utang tentunya dilakukan dengan mengacu terhadap standar akuntansi keuangan yang berlaku dan telah diaudit oleh auditor independen Pricewater house Coopers (PWC) Indonesia dengan pendapat wajar tanpa pengecualian," ujar Irfan.
Sementara kinerja operasional Garuda Indonesia secara grup mencatatkan pertumbuhan penumpang sebesar 10,59 persen atau 6.516.555 penumpang dari periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu 5.892.274 penumpang.
Sedangkan capaian kinerja positif mulai terlihat dari performa angkutan penumpang Garuda Indonesia (mainbrand) yang pada Semester 1 - 2022 mencapai 2.177.034 penumpang dibandingkan pada Semester 1 - 2021 yaitu 1.910.475 penumpang. Pertumbuhan signifikan tercatat dari rute internasional yang meningkat 285 persen dengan total 218.734 penumpang.
Lebih lanjut Irfan memaparkan, tingkat permintaan penumpang pada kuartal IV - 2022 hingga saat ini menunjukan proyeksi pertumbuhan menjanjikan, dimana dari total ketersediaan kursi pada keseluruhan periode akhir tahun yaitu sedikitnya 2,7 juta kursi untuk periode Oktober - Desember, tingkat permintaan penumpang jelang kuartal IV - 2022 berkisar di angka 84 persen.
"Angka tersebut, tentunya akan bergerak dinamis sejalan dengan program restorasi armada yang sedang berlangsung serta demand pasar di periode peak season natal dan tahun baru mendatang," katanya.
Melalui pelaksanaan restorasi armada yang dioptimalkan khususnya di akhir tahun ini, Garuda Indonesia group memproyeksikan dapat mengoperasikan sedikitnya 119 armada yang terdiri dari 61 armada yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia, dan 58 armada dari Citilink.
Langkah akselerasi restorasi armada juga diselaraskan dengan upaya simplifikasi jenis armada yang dioperasikan Garuda Indonesia, di antaranya melalui percepatan pengembalian secara bertahap salah satunya untuk armada Bombardier CRJ-1000 yang diproyeksikan akan berlangsung hingga akhir 2022.
"Berbekal langkah akseleratif implementasi, resktruturisasi kinerja, serta outlook market industri penerbangan yang menunjukkan peluang menjanjikan khususnya pada pangsa pasar domestik, kami memproyeksikan misi transformasi kinerja yang saat ini terus kami intensifkan dapat terjalin semakin solid guna menjadikan Garuda Indonesia entitas bisnis yang semakin sehat, adaptif dan berdaya saing," tutup Irfan.