:
Oleh Dian Thenniarti, Kamis, 15 September 2022 | 22:42 WIB - Redaktur: Untung S - 464
Jakarta, InfoPublik – Sebagai langkah optimalisasi asset Barang Milik Negara (BMN), sekaligus mendukung pengembangan pariwisata di Labuan Bajo, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mempercayakan pengoperasian Kapal Wisata Bottom Glass di Labuan Bajo dengan PT Meratus Line.
Adapun penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Pengoperasian Kapal Wisata Bottom Glass tersebut dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) melalui Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Hendri Ginting dan Direktur Utama PT Meratus Line, Slamet Raharjo di Jakarta pada Kamis (15/9/2022) yang juga disaksikan oleh Dirjen Perhubungan Laut, Arif Toha.
Adapun ruang lingkup dari MoU tersebut meliputi pengoperasian dua unit kapal wisata bottom glass, yakni Kapal Baswara Bahari 1 dan Baswara Bahari 2 berikut pemeliharaan dan perawatannya.
"Pengoperasian kapal wisata Bottom Glass ini dalam rangka membantu pengembangan pariwisata di wilayah Labuan Bajo sebagai bagian dari Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP), yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah, serta mampu mendorong perekonomian masyarakat," ujar Dirjen Arif.
MoU yang telah disepakati dengan PT Meratus Line itu, lanjut dia, merupakan terobosan baru dalam pengelolaan aset BMN berupa kapal, dan diharapkan dapat dijadikan momentum untuk optimalisasi aset BMN lainnya.
"Saya sampaikan apresiasi kepada PT Meratus Line yang telah bersedia untuk bekerja sama dalam pengoperasian kapal ini, agar dalam pengoperasian diperhatikan dengan baik pemeliharaan dan perawatannya sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur," ucap Dirjen Arif.
Ia mengungkapkan bahwa ke depannya kapal tersebut akan dihibahkan kepada Provinsi Nusa Tenggara Timur, untuk itu pihaknya berencana untuk melibatkan pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur dalam pembuatan perjanjian kerja sama operasionalnya, sehingga pemanfaatan kapal Bottom Glass ini dapat lebih tepat sasaran dalam membantu mengembangkan pariwisata Labuan Bajo.
Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Hendri Ginting, mengungkapkan bahwa kapal Bottom Glass itu merupakan jenis kapal yang pertama kali dibangun oleh anak bangsa yang dilengkapi dengan kaca di bagian bawah kapal.
"Kapal ini dibangun dengan standar peraturan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) volume VII ‘Rules for Small Vessel Up To 24 Metres’ berjenis catamaran dengan Dual Hull," jelas Capt. Ginting.
Kapal Bottom Glass tersebut, lanjut dia, memiliki panjang 23,1 meter dengan GT. 129, sarat kapal 2,22 meter, kecepatan ± 10 knot dan mampu menampung sejumlah 44 orang penumpang dan 5 orang anak buah kapal (ABK).
"Kapal wisata bottom glass ini merupakan wujud nyata upaya pemerintah dalam mempercepat pemulihan sektor pariwisata marine tourism di wilayah Labuan Bajo pasca pandemi. Saya berharap pengoperasian kapal ini dapat memberikan hasil yang optimal kepada masyarakat," tutup Capt. Ginting.
Foto: Istimewa