Pemerintah akan Lakukan Efisiensi Energi untuk Antisipasi Krisis

:


Oleh Eko Budiono, Senin, 4 Juli 2022 | 15:14 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 419


Jakarta, InfoPublik - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah harus menerapkan program penghematan energi secara nasional untuk mengantisipasi krisis energi dunia. Efisiensi energi dapat menghemat devisa impor, dan meningkatkan devisa ekspor Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Arifin melalui keterangan tertulisnya, Senin (4/7/2022).

"Energi bersih didorong bisa lebih cepat. Pemerintah menyempurnakan infrastruktur energi di dalam negeri, sehingga bisa menjamin sektor industri yang membutuhkan seperti transportasi," kata Arifin.

Sebelumnya, Arifin menyampaikan  Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai 23 persen energi baru dan terbarukan (EBT) pada bauran energi di tahun 2025. 

"Untuk mencapai target tersebut, kami mengesahkan Peraturan Menteri terkait Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap. Kami juga menargetkan bahwa akan ada tambahan 3,6 Gigawatt (GW) PLTS Atap yang terpasang pada tahun 2025. Indonesia negara tropis, sehingga banyak daerah yang memiliki radiasi matahari yang maksimal. Kami juga memiliki potensi energi angin, air, dan arus laut," ujar Arifin.

Arifin  menyatakan, upaya lainnya untuk mencapai bauran energi tersebut, yakni pembangunan 10,6 giga watt (GW) pembangkit listrik tenaga (PLT) EBT, termasuk penggantian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) menjadi PLT EBT, dan pemanfaatan biofuel hingga 11,6 juta kiloliter.

Selain itu,  pihaknya telah memiliki peta jalan menuju Net Zero Emission (NZE) atau Nol Emisi Karbon di tahun 2060.

Pada peta jalan tersebut, tambahan pembangkit listrik setelah tahun 2030 hanya dari PLT EBT.

Mulai 2035, pembangkit listrik akan didominasi oleh Variable Renewable Energy (VRE) dalam bentuk tenaga surya, diikuti tenaga angin dan arus laut pada tahun berikutnya. 

 

(Foto: ANTARA)