Mendorong UMKM Masuk Pasar Digital

:


Oleh Endang Kamajaya Saputra, Selasa, 1 September 2020 | 05:43 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 872


Jakarta, InfoPublik - Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengatakan, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Indonesia memiliki potensi untuk membantu kinerja ekspor nasional. Untuk itu, semua pihak perlu membantu UMKM masuk pasar digital untuk mempermudah menguasai pasar dunia. 

“Sesuai dengan data BPS di 2018, kontribusi UMKM terhadap PDB sebesar 61 persen dari total PDB. Adapun nilai ekspor nonmigas UMKM mencapai Rp 293,84 triliun atau sebesar 14,37 persen dari total ekspor nonmigas nasional,” kata dia dalam High Impact Seminar dan Kick Off Program BI Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, Minggu (30/8/2020).

Oleh karena itu, semua pihak perlu membantu UMKM mempersiapkan diri menuju pasar global melalui teknologi digital. Oleh karena itu, tugas saat ini tidak hanya menyelamatkan UMKM dari pandemi saja tetapi juga mempersiapkan untuk bisa masuk pasar global. 

Agus yakin saat ini ada banyak pengusaha Indonesia, terutama pengusaha-pengusaha muda yang mengembangkan produk yang kreatif berkualitas dan dapat bersaing di pasar global.

“Kenapa harus digital? ke depan perekonomian Indonesia adalah teknologi dan pandemi covid-19 ini mengakibatkan percepatannya penggunaan teknologi,”ujarnya.

Terutama yang berbasis mobile kepada hal-hal yang produktif. Bagi UMKM hal tersebut berdampak positif terutama pada akses pemasaran.

Selanjutnya, ia menjelaskan berbagai tantangan pademi Covid-19 terhadap ekonomi global dan nasional antara lain adalah perubahan pola perdagangan global, kerjasama perdagangan internasional tidak berjalan efektif diakibatkan penetapan kebijakan lockdown di beberapa negara untuk mencegah penyebaran covid-19.

“Kemudian ancaman resesi ekonomi global, perubahan pola konsumsi masyarakat selama pada pandemi covid-19, dimana terjadi peningkatan penggunaan belanja online, serta daya beli masyarakat melemah karena banyaknya pemutusan hubungan kerja, serta terhentinya aktivitas UMKM dan sektor informal akibat covid-19,” ujarnya.

Menurutnya, UMKM sebagai salah satu sektor yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kinerja ekspor. Pentingnya peran UMKM terhadap perekonomian nasional dapat dilihat sebagai sektor dengan 64 juta usaha yang menyerap 120 juta tenaga kerja.

Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM Bersama Smesco Indonesia meresmikan E-Brochure Produk Koperasi Usaha Kecil dan Mikro (KUKM). Program ini untuk membantu UMKM memasarkan produknya secara digital dengan mudah.

Masuk Pasar Digital via E-Brochure

“Ini monumental bagi kami menerbitkan Program E-Brochure, kita tahu digitalisasi sekarang ini cukup berpengaruh terhadap UMKM agar bisa mengakses pasar yang lebih luas. E-Brochure ini lebih simpel dan mudah terutama bagi UMKM yang belum siap jualan di e-commerce skala besar,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam peresmian E-Brochure di Smesco Indonesia, Jakarta (19/8/2020).

Hal itu bercermin dari pengalaman Kementerian Koperasi dan UKM yang giat melakukan pelatihan, pendampingan, inkubasi kepada pelaku UMKM agar onboarding di platform digital. Di mana Teten menyebut UMKM yang onboarding di platform digital tingkat kegagalannya tinggi.

“UMKM yang berhasil itu hanya 4-10 persen. Tidak semua UMKM bisa go digital karena kapasitas produksi mereka terbatas, sehingga permintaan yang besar mereka tidak sanggup, maka akan ditinggal oleh konsumen,” jelasnya.

Selain itu, untuk bisa mengakses pasar digital diperlukan kemampuan strategi marketing, dan mampu bertarung dengan merek-merek besar termasuk kualitas produk. Oleh karena itu, Pihaknya Bersama Smesco memberikan alternatif jualan untuk UMKM yang belum bisa bersaing di market yang besar.

“Kami coba bikin lagi dengan Smesco untuk mendorong UMKM agar punya alternatif jualan. Untuk usia-usia saya membeli di marketplace ini jadi gampang bisa langsung Whatsapp dengan penjualnya, tidak perlu menyuruh orang lain,” katanya.

Teten yakin melalui E-Brochure ini akan memberikan dampak positif bagi UMKM untuk memperluas market penjualan mereka, sehingga para pelaku UMKM bisa on boarding secara bertahap.

Nantinya, produk-produk UMKM yang tergabung dalam E-Brochure bisa dibagikan ke berbagai platform media sosial, seperti Whatsapp, Instagram, dan Facebook.

Tambah Teten, memang hingga akhir tahun 2020 pihaknya menargetkan 10 juta UMKM untuk masuk ke ekosistem digital. Pasalnya dari 64 juta UMKM, baru 13 persen atau 8 juta UMKM yang sudah go digital.

“Di masa pandemi ini UMKM yang mampu bertahan dan tumbuh penjualannya itu adalah UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital, kalau dilihat datanya pada kuartal II 2019 tumbuh 21 persen, cuman memang sekarang memang baru 13 persen, target kita 20 juta lebih dari target,” pungkasnya.

Kemenkop UKM mencatat baru 8 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) hadir dalam platform digital. Jumlah tersebut setara 13 persen dari total populasi UMKM.                                                             

Menkop UKM menekankan perlunya peningkatan kerja sama antara Kementerian dan Lembaga (K/K), pemerintah daerah, institusi perbankan, fintech, marketplace dan seluruh pihak lain yang terlibat untuk menyiapkan the Future SMEs. Dengan begitu UMKM dapat bersaing di pasar domestik dan global.(*)

Foto: pelaku UMKM yang masuk pasar digital (Antara)