Pemerintah Uji Coba Pembelian LPG Subsidi 3 KG dengan Sistem Biometri

:


Oleh Baheramsyah, Jumat, 8 Maret 2019 | 11:07 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 996


Jakarta,InfoPublik – Tim Nasional Percepatan Pengentasan Kemiskinan (TNP2K) melakukan uji coba pembelian Liquefied Petroleum Gas (LPG) bersubsidi 3 kilogram menggunakan sistem biometri. Rencana uji coba dilakukan setelah masa pemilihan presiden 17 April 2019.

Kepala Unit Komunikasi TNP2K Ruddy Gobel mengatakan uji coba ini akan berlangsung pada 22 April 2019 mendatang dan berakhir 15 Mei 2019. Secara rinci, biometri yang digunakan adalah sidik jari dan pindai wajah (face recognition). Namun, sistem biometri utamanya akan ditekankan pada face recognition.

“Sistem penyaluran bantuan sosial seperti ini memang belum ada di Negara lain, tapi konsep dan sistem penyaluran bantuan atau subsidi melalui sistem perbankan dan berbasis elektronik mengikuti arahan Presiden sudah diterapkan melalui program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Cuma bedanya BPNT menggunakan kartu dan Electronic Data Capture (EDC),” jelasnya di Jakarta, Kamis (7/3/2019).

Ruddy menambahkan, saat ini, uji coba sudah memasuki masa registrasi, di mana penerima manfaat elpiji bersubsidi tengah melakukan perekaman data biometri dan Know Your Costumer (KYC) dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) selaku mitra sistem biometri tersebut.

Selain pembelian elpiji menggunakan sistem biometri, TNP2K juga melakukan ujicoba sistem pembelian elpiji melon dengan menggunakan e-voucher yang dikirimkan melalui pesan singkat (SMS) yang bermitra dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Pembelian elpiji bersubsidi juga dilakukan menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik yang bermitra dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Sistem biometrik merupakan sistem identifikasi personal melalui karakteristik biologi seperti sidik jari hingga sensor retina. Rencananya, uji coba ini akan menyasar 14.193 rumah tangga di tujuh lokasi seperti, Bukittinggi, Tangerang, Tomohon, Jakarta Utara, Kabupaten Bogor, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kota Kediri.

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM Rizwi Hisjam, mengatakan uji coba ini merupakan langkah awal pemerintah untuk mengganti mekanisme pemberian subsidi bagi elpiji melon. Tujuannya, agar elpiji bersubsidi bisa tepat sasaran.

Sebelumnya, subsidi elpiji diberikan melalui tabung-tabung yang diproduksi PT Pertamina (Persero). Ia berharap subsidi bisa diberikan langsung (cash transfer) kepada penerima manfaat. Dengan kata lain, nantinya Pertamina bisa menjual elpiji dengan harga keekonomian.

“Tapi memang ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Makanya, ada uji coba pembelian elpiji subsidi dengan sistem biometri oleh TNP2K. Simulasi ini juga langkah awal, karena kan nanti rencananya seluruh bansos disatukan ke satu kartu,” terang dia.

Di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019, pemerintah menetapkan volume elpiji bersubsidi sebesar 6,98 juta metrik ton atau meningkat 7 persen dari realisasi tahun lalu mencapai 6,55 juta metrik ton.